Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Kisah SUKSES Mama BAMBU Tentang Bunda JULIE Laiskodat Dibalik Rumpun BAMBU

CitraNews

Kelompok mama-mama perintis bambu di Kabupaten Manggarai Timur, Flores NTT. Doc. citra-news.com/humas nasdem

Maria : “… dari usaha budidaya bambu kami bisa bangun rumah, kuliahkan anak, hingga bisa bertemu Presiden Jokowi. Dan ini semua karena dukungan ibu Julie Laiskodat…”

Citra News.Com, KUPANG – SAAT INI di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang dikembangkan bambu secara besar-besaran. Apalagi ada kerjasama antara YBL (Yayasan Bambu Lestari) dengan pemerintah Provinsi NTT, mulai dari pembibitan hingga pemasarannya.

Informasi dari berbagai sumber menyebutkan, YBL mulai berkiprah di NTT sejak tahun 2021 lalu. Dan hasil pantauan awak citra- news.com bahwa ada fabrikasi pengolahan bambu skala kecil, khususnya Slicer dan Boiler oleh CV Indo Bamboo di Kabupaten Ngada Flores tepatnya di Desa Aewoe Kecamatan Mauponggo.

Baca Juga :  UNBK Adalah KEBUTUHAN Semua Elemen Wajib PEDULI

Meski YBL terbilang baru, namun dari hasil pemberdayaan dan pendampingan YBL membuahkan manfaat yang sangat besar.

Menariknya, program budidaya bambu ini lebih menyasar pada para kaum perempuan (mama-mama) di pedesaan. Para mama-mama bambu ikut berpartisipasi dalam program pembibitan hingga penanaman bambu.

Lokasi Pabrik CV Indo Bamboo di Desa Aewoe Kec. Mauponggo Kab. Nagekeo, Flores NTT.  Doc. marthen radja/citra-news.com

Koodinator Kabupaten (Korkab) Yayasan Bambu Lestari Kabupaten Manggarai Timur, MARIA Wuda mengisahkan, saat awal pendampingan, ada sejumlah kendala yang dihadapi karena pihak YBL tidak sanggup bekerja sendiri dalam hal pembibitan. Setelah dilakukan pendekatan, sosialisasi, dan pemahaman maka dari situ para kaum perempuan sudah mulai tertarik untuk melakukan pembibitan.

Oleh kerena itu mewakili Mama Bambu saya (Maria Wuda, red) merasa bangga terkait pembibitan bambu.

Baca Juga :  NTT Dipastikan Jadi SENTRA Agroforestry BAMBU di Indonesia

“Kemarin kemarin kami tidak punya pekerjaan seperti begini. Kami tidak ada lowongan kerja. Pekerjaan kami hanya sebatas urus anak, urus di dapur, cuci masak saja. Tapi sekarang kami sudah punya pekerjaan yang begini terkait pembibitan bambu. Dan ini karena programnya ibu Julie Laiskodat.,” ungkap Maria.

Menurut Maria, saat itu kita mulai berdinamika. Mulai dari 10 orang, mereka mulai pembibitan dalam jumlah yang kecil. Setelah ada pencairan di tahap pertama, jumlah orang sudah mulai bertambah. Karena mereka tahu bahwa ini ada manfaatnya.

Lebih jauh Maria menjelaskan, program Bambu Lestari masuk ke Manggarai Timur pada bulan Mei tahun 2021. Saat itu, dirinya mendampingi 50 orang mama-mama bambu. Yang tersebar di tiga desa/kelurahan. Yakni Desa Gololoni dan Desa Sita di Kecamatan Ranamese, serta Kelurahan Ranggakoe Kecamatan Kota Komba.

Baca Juga :  Dipastikan 2021 Satu Juta Guru HONOR Berubah Status Jadi P3K

Dengn rincian mama-mama bambu di Desa Gololoni ada 18 orang, Desa Sita ada 15 orang dan Kelurahan Ranggakoe ada 17 orang.

“Dari jumlah keseluruhan sebanyak 50 orang mama-mama ini kemudian mereka melakukan pembibitan bambu sebanyak 314 ribu,” sebut Maria.

Ada beberapa jenis bambu yang dilakukan pembibitan saat itu, kata Maria. Yakni Bambu Betung, Bambu Pering dan Bambu Aur.

Namun menurut Maria, yang paling banyak dibudidayakan adalah Bambu Aur. Dari berbagai jenis bambu itu, yang sudah ditanam dari program swadaya mama-mama pelopor sebanyak 18.350 anakan bambu.