Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

JURNALISTIK dan Organisasi PROFESI (Bagian 2- Habis)

Reporter: Marthen RadjaEditor: Redaksi
CitraNews

Berdasarkan pengamatan, sering dialami kesenjangan dalam peristiwa berbahasa di mana terdapat jarak antara sesuatu yang dipikirkan dan dikatakan. Kesenjangan ini umum dalam bahasa lisan dan tulisan.

Seperti yang dikatakan, dalam bahasa lisan, pemahaman masih bisa diungkapkan melalui suara dan gerak tubuh atau isyarat.

Tetapi dalam bahasa tertulis kita mengalami sesuatu yang jauh lebih kompleks. Hal ini karena kita perlu menghubungkan, misalnya, fakta sebuah laporan tidak hanya dalam urutan kronologis. Tetapi juga dalam urutan logis, konsistensi dan konsistensi antara kata, kalimat dan kalimat dan paragraf.

Artinya, orang yang membacanya akan mengerti apa yang kita maksud. Karena pembaca yang cerdas tidak hanya membaca, tetapi juga ingin menikmati tulisan, dalam artian bagaimana seorang reporter merekonstruksi berita dengan kaidah tata bahasa yang benar.

Filsuf Francis Bakon mengatakan bahwa dengan membaca orang mengetahui banyak hal, tetapi dengan menulis orang menjadi lebih kritis. Maka, latihan dan latihan tanpa henti diharapkan dapat membangun kepribadian menulis.

Susan Pape dan Sue Featherstone memberikan ilustrasi yang mendorong kita untuk lebih sering menulis.

Menulis diumpamakan dengan Chef yang memraktikan keahliannya. Seorang Chef memulainya dengan membaca buku petunjuk sebelum mengikuti langkah-langkahnya berdasarkan pengetahuan yang dia dapatkan dari buku tersebut.

Dia dengan sabar dan rajin mengikuti, dan sebagai hasilnya dia menjadi seorang Chef yang terampil dan berprestasi.

Wartawan mengembangkan keahlian menulis dan berbahasanya dari waktu ke waktu, seperti seorang Chef.

Menulis dan berbahasa membutuhkan latihan tanpa henti sebelum menghasilkan naskah berita atau artikel yang layak dibaca.

Menulis terkait erat dengan dunia jurnalistik: menulis berita, menulis advertorial, menulis feature dan menulis opini, menulis script, dll.

Oleh karena itu, bagaimananpun perumpamaan itu memberikan imaginasi yang bagus bagi kita, dalam arti menulis adalah terminus ad quem atau mutlak dalam dunia jurnalistik.

Kesimpulan

Jurnalistik pada dasarnya adalah produksi makna. Selain individu jurnalistik dikelola secara organisasi.

Tujuan institusi ini adalah menjaga roh semangat demokrasi. Dalam hal ini jurnalistik dan insitusi media membangun akar yang kuat tentang penghormatan hak dasar masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar.

Maksudnya, menjaga hak untuk mengetahui dan berekspresi, right to know and right to expression yang hanya bisa dilakukan dengan tingkat profesionalisme yang terus dimurnikan.

Dengan pertimbangan profesi yang terus dimurnikan kinerja jurnalistik menjadi yang terdepan untuk membela nilai dan politik kemanusiaan.

Profesi jurnalistik perlu terus dimurnikan karena dalam dunianya para jurnalis bertarung untuk terus menjagi nilai kejujuran dan kehadilan.

Dalam kinerja jurnalistik akan ada sesuatu yang bertarung secara keras di dalam jati dirinya: pilihannya pada kejujuran atas fakta, sepahit apa pun realitas yang ada.  ++++ */citra-news.com

*) Artikel ini disajikan Maxi Biae Dae saat Workshop Peningkatan Kemahiran Berbahasa: Penyegaran Kemahiran Berbahasa Bagi Wartawan Media Massa Se-Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kupang Selasa 11 April 2023.

Sumber: Maxi Biae Dae
Disclaimer: Artikel Ini Merupakan Kerja Sama CitraNews.Com Dengan Kantor Bahasa Provinsi NTT, UU Pers No.40 Tahun 1999. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Kantor Bahasa Provinsi NTT, UU Pers No.40 Tahun 1999.