Faktanya, ketujuh unit rumah dengan salah satu sisi rumah berhimpitan dengan tembok stadion dibongkar secara saksama. Ludes, tuntas karena area sekitar stadion segera direhabilitasi.
Pemandangan menarik justeru menyasar pada rumah milik J. Nalle. Pasalnya, Nalle tidak mu beranjak dari kursi tempat duduknya. Bahkan rela mati demi mempertahankan apa uang diklaimnya sebagai hak milik.
“Tidak! Saya tidak mau keluar dari rumah aaya ini. Mu mati biar saj aaya mati di ini rumah diatas tanah milik saya,” tegas Nalle menjawab permintaan Domi Payong Dore dari Badan Asset dan Pendapatan Daerah Prov. NTT.
Jawaban Nalle yang sama juga saat Kasat Pol PP NTT, Ir. CORNELIS Wadu, MM memintanya agar keluar dari rumah.
“Bapak mohon ijin bisa keluar dari ini rumah. Karena ini rumah mau dirobohkan (dibongkar, red). Bapak Nalle mau gugat silahkan. Tugas kami adalah menertibkan semua asset milik Pemprov. NTT. Tidak kecuali tanah dan rumah tinggal bapak ini,” pinta Cornelis.
Meski negosiasi dilakukan namun anggota Satpol PP terus membongkar dinding rumah dan mengeluarkan perabot dari dalam rumah Nalle.
Tampak Nalle duduk lemas sambil marah-marah. Namun kemarahan Nalle bak anjing menggongong kafilah berlalu.