“Ternyata tidak seperti informasi yang dibesar-besarkan oleh beberapa oknum. Dengan menyebar framing seolah-olah Labuan Bajo sudah lumpuh dan tempat wisata super premium itu benar-benar tutup. Itu tidak benar, “tuturnya.
Dia juga mengakui, sampai hari H-1 mereka masih ragu untuk datang ke Labuan Bajo. Karena di media sosial menyatakan bahwa ada demo dan Labuan Bajo tidak aman.
“Namun kami punya keyakinan yang seyakin-yakinnya bahwa masyarakat Flores, NTT tidaklah seperti itu, ” tegasnya.
Dalam testimoninya Ida Bagus menceritakan kalau dia pernah dinas di wilayah Flores Timur selama 3,5 tahun. “Sehingga saya sangat tahu banget karakter masyarakat Flores. Orang Flores umumnya sangat ramah, sangat jujur dan kalau kita sudah menari Ja’I, poco-poco bersama, kita sudah seperti saudara dan selesai sudah permasalahan,” kisahnya saat ditemui di Bandara Komodo, Jumat (5/8) menanti penerbangan menuju Denpasar.
Masih menurutnya, ketika ada gelombang demo, maka dalam kapasitasnya sebagai koordinator BPD wilayah Timur Indonesia, meyakinkan ke teman-temannya di wilayah Tengah dan wilayah Barat. bahwa mari kita datang untuk menengok saudara-saudara kita yang ada di Labuan Bajo.
Dengan argumentasi ini, menurut dia, ada banyak komisaris BPD yang menyatakan kesiapannya ke Labuan Bajo.
“Labuan Bajo sangat aman. Kami diterima sangat ramah, kami dilayani dengan sangat baik. Kami datang ke Pulau Padar lancar, begitu juga kami datang ke Pulau Komodo lancar, Pink Beach juga lancar tidak ada hambatan. Sehingga suasananya betul-betul luar biasa,” kata Ida Bagus.
Bahkan sang bankir ini mengajak para wisatawan domestik (Wisdom) juga wisatawan mancanegara (Wisman) untuk datang ke Labuan Bajo
“Jadi, bapak-bapak ibu-ibu, kalau mau datang ke Labuan Bajo, ayo datang saja. Jangan ragu-ragu,” tambah sosok murah senyum ini.
Tak segan-segan dia juga mempromosikan karakter masyarakat Flores khususnya Labuan Bajo yang menurutnya sangat ramah, sangat baik hati dan jujur.
