Menurut dia, untuk tatakelolanya kedepan, semua jenis angkutan terpusat di Terminal Bimoku.
Untuk pelayanan bus antarnegara sesuai ketentuan standar pelayanan atau SOP Kementerian Perhubungan.
“Tentunya sebelum pemberangkatan semua bus diperiksa administrasi dan kelayakannya. Artinya baik kendaraan maupun penumpang (pemakai jasa) harus memiliki tiket dan paspor. Oleh karena antarnegara sehingga wajib dilengkapi tiket dan paspor. Di Terminal Bimoku ini dilengkapi dangan Imigrasi dan Karantina”, kata Hanok.
Mengenai penentuan trif, Hanok enggan berkomentar. Karena bukan kewenangannya.
” Kita petugas terminal ini hanya melayani hal teknis bagi pengguna jasa. Soal besar kecilnya tarif menjadi urusan BPTD. Dari balai sudah ada kerjasama dengan pengusaha armada dan dengan pihak Timor Leste. Karena Timor Leste juga punya angkutan yang beroperasi disini”, terangnya.
Untuk dua bus yang diberangkatkan saat launching, itu gratis. Para penumpang Kupang – Dili tidak perlu beli tiket.
“Keberadaan Terminal Type A di Bimoku ini sangat luar biasa. Ini satu-satunya terminal bus antarnegara. Sebagai orang NTT kita harus berbangga dan bersyukur dibantu pemerintah. Bahwa ada perhatian pemerintah dalam hal moda transportasi jalan”, tegasnya.
Kalau optimis iya sudah tentu, tuturnya. Bahwa kehadiran Terminal Bimoku berdampak ekonomi dan memberi manfaat ganda.
“Saya optimis pertumbuhan ekonomi NTT semakin meningkat. Karena ada kerjasama yang saling menguntungkan. Baik bagi NTT, bagi Indonesia. maupun bagi Timor Leste. +++ marthen/citra-news.com
