Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini
Sosbud  

Astaga, TUNLIU Menghindar dan TUDING Pers Provokator

CitraNews

DJIBRAEL Tunliu menghindar memberikan keterangan pers di SoE Kabupaten TTS, Timor Provinsi NTT, Senin 13 Januari 2020. Doc/CNC/jor tefa-Citra News.

Membangun lembaga pendidikan belakangan ini disinyalir lebih bertendensi pada kepentingan bisnis keuntungan pribadi  timbang bisnis sumber daya manusia (SDM). Perilaku demikian berimplikasi kualitas SDM lokal mengalami degradasi social.

Citra-News.Com, SOE – ‘NAMKAK’ sebuah jargon lokal yang memiliki konotasi negative. Kata ini pernah diviralkan di media social (medsos) beberapa waktu lalu. Selain kata ‘asing’ (nyaris tidak diungkap orang kebanyakan) tapi juga karena diucapkan oleh seorang Gubernur yaitu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ketika berkunjung ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Benyamin : Beda SEKOLAH Berbeda KEBUTUHAN

Entah sadar atau tidak para pemangku kepentingan pendidikan di daerah itu setelah mendapat umpatan seperti ini. Dari banyak sumber menyebutkan kalau kata ‘Namkak’ artinya tidak sebatas bodoh tapi bebal atau arti sejenisnya. Kalau orang bodoh bisa diajarkan atau dinasehati suatu saat akan berubah. Tapi bebal meski berulangkali diajarin atau dinasehati orang tersebut tidak akan berubah, karena memang itu sudah menjadi semacam sifat dasar.

Baca Juga :  Gizi Pangan Memadai Ciptakan SDM Berkualitas

Adalah fakta, DJIBRAEL Tunliu menolak awak media saat hendak diwawancarai terkait pelaksanaan wisuda STKIP Timor Indonesia, Senin 13 Januari 2020  di SoE, Kabupaten TTS Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tapi headline  berita ini tidak bermaksud mengkerdilkan niat Tunliu mengembangkan pendidikan di Kabupaten TTS.

“Kali ini saya tidak terima pers karena pers saya sudah tahu sejarah tahun 2017. Pers bukan beritakan yang benar tapi provokator. Padahal saya bekerja untuk melayani dan menyukseskan serta memajukan pembangunan. Namun bukannya mendukung tapi malah pers sebagai provokator.  Dan berangkat dari pengalaman 2017 maka saya tidak menerima pers,”ucap Tunliu.

Baca Juga :  Funay: Manfaatkan SANTUNAN Untuk Hal PRODUKTIF

Diketahui pada Senin, 13 Januari 2020 di gedung PAUD Sola Scriptura Nonohonis di bilangan Kota SoE, Timor NTT, untuk kedua kalinya STKIP Timor Indonesia mewisuda 68 orang dari 2 (dua) Program Studi (Prodi) yakni PAUD dan PGSD. Atau tepat pada 22 Juni 2017 STIKIP Timor Indonesia juga pernah mewisuda 178 orang dengan dua Prodi yang sama di GOR Nekamese SoE.