Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Semuel Rebo : Program TJPS Mengubah Pola Pertanian TIDAK Lazim

CitraNews

Ir.SEMUEL Rebo, M.Si. Doc. marthen radja/citra-news.com

Umumnya para petani menanam jagung khususnya dan tanaman palawija lainnya, hanya pada musim hujan saja. Akan tetapi saat ini pemerintah Provinsi NTT mendorong para petani agar menanaminya juga pada musim kemarau. Menjadi pertanyaan, mungkinkah hasil produksinya sesuai harapan?

Citra-News.Com, KUPANG – KONDISI IKLIM di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat ekstrim, dimana musim kemarau lebih lama dari musim hujan. Akibatnya para petani melakukan usaha pertaniannya hanya pada musim hujan saja. Menanam jagung dan kacang-kacangan contohnya, hanya dilakukan pada musim hujan saja atau pada lahan basah. Dimana dalam setahun ditanami pada musim tanam (MT) pertama dan MT kedua saja. Dengan hasil produksi yang hanya cukup untuk makan dan sedikit lebih dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga :  Capaian KINERJA Menggunung Bank NTT Jadi PENYANGGA EKONOMI Daerah

“Pola pertanian yang sudah lazim tersebut saat ini Pemprov NTT merubahnya dengan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Dimana jagung bisa ditanami sepanjang musim atau ditanami 3-4 kali dalam setahun. Malah lebih diprioritaskan tanam jagung pada musim kemarau,”demikian Asisten II (Bidang Ekonomi dan Pembangunan) Setda Provinsi NTT, Ir. SEMUEL Rebo, M.Si kepada citra-news.com Kamis kemarin di Kantor Gubernur NTT di bilangan Jl. El Tari Kota Kupang- Timor NTT.

Baca Juga :  Program Bantuan BEDAH Rumah TIDAK Mengenal Sekat PERBEDAAN

Dikatakannya, pola pertanian kita di NTT sudah lazim yakni hanya menanam jagung dan tanam palawija lainnya pada musim hujan saja. Sementara indeks pendapatan ekonomi rumah tangga para petani kita umumnya masih rendah. Untuk itu saat ini Pemerintah Provinsi NTT menggalakan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Dan Panen Sapi yang dimaksudkan bapak Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodata sesungguhnya adalah panen ternak. Nah, untuk mencapai hasil maksimal kita berharap program TJPS ini terintegrasi lintas sector. Baik Dinas Pertanian sebagai leading sector juga sector pendukung lainnya, imbuhnya.

Baca Juga :  BELUM Ada Niat Naikkan Status SMK Kesehatan Swasta ke Negeri

Menurut mantan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT ini, ternak yang dimaksud entah ternak besar, ternak kecil, juga unggas. Dan Pemprov NTT mendorong program TJPS ini dilakukan petani pada musim kemarau. Yang pasti, tegas Rebo,  Pemprov NTT akan membantu memfasilitasi kebutuhan petani yang berniat baik menjalankan program TJPS.