“Tujuan kami beberapa kepala SMK di wilayah Perbatasan NTT Indonesia – Timor Leste ini datang ke BPTP Balitbangtan Naibonat Provinsi NTT, adalah membangun kerjasama untuk banyak hal. Terutama menyangkut rekayasa dan pemanfaatan mesin industri pertanian sebagai bahan pembelajaran siswa SMK di perbatasan sesuai jurusan atau bidang yang ada di masing-masing sekolah,” jelas Bataona.
Menjawab jurusan di SMK Nenuk (dulu STM Nenuk, red), sebut dia, ada 5 jurusan. Yaitu jurusan Perumahan dan Sanitasi; Jalan, Jembatan, dan Irigasi; Otomotif; Mesin Industri; serta jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Nah, bidang atau jurusan yang pas untuk misi kemitraan ini, sebut Pater Bataona, adalah Mesin Industri dalam hal ini mesin pertanian yng dimiliki pihak BPTP ini, tandasnya.
Selama ini kita berpikir mesin pertanian seperti ini kita bisa beli jadi saja. Akan tetapi tidak semua orang mampu membeli peralatan pertanian yang modern.
Oleh karena itu kami dari sekolah memikirkan adakah peluang untuk merekayasa mesin yang ada. Misalnya yang konvensional handtraktor, mesin ini bisa direkayasa. Ia tidak saja untuk pengolahan lahan (bajak) tapi juga bisa panen hingga bersihkan (padi cleaner).
Pater Piter Bataona, SVD (tengah) saat berada di gudang permesinan pertanian BPTP Balitbangtan Naibonat. Doc. marthen radja/citra-news.com
“Adanya kerjasama ini pihak BPTP bisa melatih anak dimana dari satu alat tapi dimodifikasi jadi banyak fungsi (multifungsi). Inilah tujuan kami mau membangun kemitraan dengan pihak BPTP Naibonat. Jadi kami lebih pada soal modifikasi mekanikalnya,”tegas Bataona.
Dikeluarkan dari Sekolah Jika Melanggar Ini….
