Bahwa Kurikulum Merdeka Belajar terbagi atas 2 yaitu Pembelajaran Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler. Nah di dalam pembelajaran intrakurikuler yaitu untuk peningkatan pengetahuan termuat juga pelajaran mengenai pembentukan karakter siswa atau pembelajaran kokurikuler.
Dan penerapan P5 yang dimaksud, lanjut dia, ada pembelajaran kokurikuler. Yaitu untuk pembentukan karakter siswa.
“Hari ini bertepatan dengan perayaan HUT PGRI ke-77 kami SMKN 5 Kupang memperagakan kearifan lokal. Yang merupakan penjabaran dari thema pilihan P5. Ada sajian aneka makanan dari pangan lokal khas NTT,” tuturnya.
Lebih jauh Heny menjelaskan, dalam Kurikulum Merdeka Belajar untuk penguatan pelaksanaan P5 di SMKN 5 Kota Kupang, kita lakukan untuk Kelas X dan Kelas XI. Dimana kita menggunakan sistem Blok Semeste Ganjil 18 Minggu.
Artinya untuk Kelas X pembelajaran intrakurikuler dari Minggu 1 (pertama) sampai Minggu ke-15. Sementara Minggu ke-16 hingga 18 dengan pembelajaran P5.
Sedangkan untuk Kelas XI psfa Minggu 1-16 dengan pembelajaran intrakurikuler. Dan Minghu ke17-18 untuk pembelajaran kokurikuler P5.
Kenapa demikian, tuturnya retoris. Karena jumlah alokasi waktu untuk pembelajaran P5 di semester ganjil dan semester genap totalnya 288 jam. Masing-masing 144 jam untuk Kelas X dalam tiga minggu dan Kelas XI sebanyak 2 minggu. Dengan alokasi waktu 96 jam di semester ganjil dan 48 jam di semester genap.
Menjawab soal thema pembelajaran P5, jebolan FKIP Undana ini menyebut ada thema Wajib yaitu menyangkut kebekerjaan. Sementara thema Pilihan ada dua yaitu Bangun Jiwa Raganya dan Kearifan lokal. Itu untuk Kelas X. Sedangkan untuk Kelas XI thema Wajibnya Kebekerjaan dan thema Pilihannya adalah Bangun Jiwa Raga.
“Thema-thema ini akan lahir dimensi Profil Pancasila. Dimana yang ditunjukkan adalah Kebekerjaan. Ya, itu menyangkut mandiri, kreatif, inovatif, dan gotong royong. Untuk kearifan lokalnya di hari pertama dan kedua dengan membuat pangan lokal khas NTT,” jelas Heny.
