Kepada kelompok petani yang mendapat bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan dari dinas pertanian, setiap musim tanam akan memperluas areal pertaniannya. Yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah produksi.
“Nah dari tambahan produksi jagung ini, sebagian untuk konsumsi atau buffer stock dan sebaginnya untuk dijual. Dari hasil penjualan jagung ini mereka menyicil barang yang mereka kredit itu,” tandasnya.
Sembari menambahkan, pihaknya juga berupaya agar keompok-kelompok tani memiliki mesin tanam, mesin panen, dan mesin pengering.
“Ini yang kita harapkan Bank NTT bisa menyalurkan kredit dan diberikan ke petani kita. Darisitu Bank NTT juga dapat meningkatkan industrialisasi pedesaan, tegasnya.
Mengapa itu penting, tambah dia, karena itu dapat merangsang anak muda di desa untuk melihat modernisasi yang terjadi. Sehingga mereka tertarik untuk menjadi petani modern atau petani milenial. Yang sejajar dengan desa-desa lain di Indonesia.
“Untuk menjadi petani milenial mereka tentunya harus punya akses permodalan yang salah satunya berasal dari Bank NTT. Sekaligus juga akses pasar sehingga menjadi satu ekosistem yang utuh di dalam upaya peningkatan ekonomi di desa,” tutup Lucky. +++ marthen/citra-news.com
