Di sisi lain pemulihan dari dunia usaha atau dari investasi yang dibiayai belum sepenuhnya pulih.
“Masih ada yang terpapar atau terdampak resiko. Karenanya untuk memberikan struktur keuangan bank yang mampu mengantisipasi besaran resiko yang timbul, maka kita wajib menyiapkan cadangan sebesar minimum 80 persen dari NPL,” tandasnya.
Jika kondisi kembali normal maka cadangan ini akan terkoreksi kembali,” ujarnya.
Dari total Rp 300 miliar itu, beber Alex, disisihkan sebesar 55 % (baca : persen) untuk back up cadangan. Ini akan terrecovery dari upaya-upaya pemulihan yang dilakukan oleh bank maupun dunia usaha.
Ini berlaku umum di seluruh Indonesia sehingga dalam neraca publikasi, bisa dilihat besaran labanya kecil, tetapi CKPN yang terus meningkat.
Jika terjadi simpang siur dalam informasi mengenai laba Bank NTT, Alex justru melihat ada kemungkinan masyarakat belum terinformasi cara baca neraca keuangan yang benar.