Eli Lama Sabachthani//Oooo…Eli Lama Sabachthani //…..
Relevansi lagu bernafaskan duka dan lara yang dilantunkan oleh KUB Santa Maria Fatima Bello, dan ayunan tangan nan gemulai sang dirigen Anton Mau, seolah menghipnotis relung batin umat yang meresapi isi renungan dari Romo Tony.
Tentang Yesus Kristus Tuhan, demikian Romo Tony, terlalu banyak mendatangkan pertanyaan. Seperti ini : Raja tapi lahir di kandang. Raja tapi ditolak. Raja tapi dikianati. Raja tapi dijual. Apa yang dapat dibanggakan dari seorang Raja seperti ini.
Akan tetapi siapa yang yang dapat mengerti jalan pikiran Allah. JalanKu bukanlah jalanmu. Dan rencanakKu bukanlah rencanamu.
Realitas tentang Allah hanya bisa dimengerti di dalam iman. “Praestet fides asupplementum Sensuum defectui” – Iman menolong budi, Indra tak mencukupi.
Lihatlah manusia dari atas Kayu Salib seakan Yesus Tuhan ingin bilang kepada kita sekalian, “Sudah Selesai!”.
AKU telah membuktikan kepadamu AKU-lah cinta sampai akhir. AKU mengampunimu sampai akhir. Dan AKU mengasihimu sampai akhir.
“Sudah Selesai!” Tak ada yang tidak AKU lakukan. Tidak ada yang tersisa. Semua telah AKU berikan kepada kamu. Masihkan engkau tak percaya kepada-KU?
Jika disematkan renungan tersebut dengan fakta “Kerja tuntas” oleh Panitia Paskah 2024 maka klop sudah. Kerja kolaboratif dan saing sinergis dari kesua KUB ini adalah buktinya.
Kesemuanya ini diarsiteki Ketua KUB St. Arnoldus Jansen, Melky Parera dan pengurusnya. Serta dimotori Ketua Stasi, Domi Kopong dan sejunlah tokoh umat. Diantaranya bapak Thomas Koro, bapak Karel Lera, bapak Daniel Apelabi dan lainnya. +++ marthen/ citra-news.com
