Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

PEMERINTAH Gandeng Koperasi SEJAHTERAKAN Masyarakat

CitraNews

Para pegiat koperasi pada prinsipnya menyetujui ide dan gagasan Gubernur Viktor. Mereka berharap agar ada formula atau bentuk kerjasama serta sinergitas antara pemerintah dan pihak koperasi terutama di sektor ekonomi riil.

Citra-News.Com, KUPANG – GUBERNUR Nusa Tenggara Timur, VIKTOR Bungtilu Laiskodat SH,M.Si menyatakan, sekarang saatnya Pemerintah Provinsi NTT bergandengan tangan bersama koperasi yang ada di Provinsi NTT untuk mensejahterakan masyarakat. Sembari Dia berharap agar dari hulu hingga hilir, pemerintah dan pihak koperasi harus bersama-sama.

“Saya ajak teman-teman koperasi untuk kerja sama-sama masuk surga. Kerja mati-matian untuk masuk surga, karena kita adalah manusia-manusia yang dipercayakan untuk bawa kerajaan surga ke bumi,”ungkap Gubernur Viktor dalam rapat terbatas dengan jajaran pegiat koperasi se-Provinsi NTT di ruang rapat gubernur Gedung Sasando, di bilangan Jalan Raya El Tari Kupang, Senin 27 Mei 2019.

Baca Juga :  PERSOALAN Terbesar di NTT Adalah PERSAMPAHAN

Dalam rapat terbatas itu, Valerius (Very) Guru, Pranata humas di Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, merangkum pemikiran yang dituangkan Gubernur Viktor. Bahwa ibarat hidup di masa penjajahan Belanda, kita berperang melawan musuh tetapi tidak bersama-sama. Ada yang berperang, ada yang tidur, ada yang nonton dan lain sebagainya. Kita belum memiliki strategi dan desain bersama.

Baca Juga :  Pemekaran KUB Tidak Berarti PEMISAHAN Tanggung Jawab

Gubernur Viktor menilai, selama ini koperasi di NTT sudah bekerja dengan baik. Dulu saya (jelas Gubernur Viktor) dijelaskan oleh Bapak Ben Mboi (Gubernur NTT periode 1978-1988) tentang spirit kerja koperasi. Hanya mimpi saya, agar koperasi harus jadi pemain ekonomi di NTT dengan basis produk-produk yang unggul dan menguasai pasar.

Baca Juga :  GANEF Ajak Masyarakat NTT Turun ke LAUT

“Selama ini NTT miskin karena  membeli produk-produk dari luar NTT. Kita tidak punya kemauan dan kemampuan untuk buat sendiri. Kita harus produksi sendiri. Kita miskin karena kita beli semua,”kritik dia.