Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Produk K-13 MENUNTUT Siswa AKTIF Tapi Guru Harus KREATIF

CitraNews

YULIANTI Pulungtana, S.Pd (kanan) dan ANDRIANI A. Ismau, S.Pd (kiri) usai diwawancarai awak citra-news.com di ruang Kepala SMPN 6 Nekemese Kabupaten Kupang, Jumat 17 September 2019. Doc. Foto CNC/marthen radja.

Penerapan Kurikulum Tahun 2013 (K-13) mengalami pasang-surut ketika masyarakat belum memahami manfaat lebih dari model pembelajaran yang terjadi di sekolah formal. Metode pembelajaran HOTS (high order thinking skill) yang diterapkan guru mata pelajaran menjadikan siswa mampu memecahkan persoalan sendiri. Berikut nukilanya….

Citra-News.Com – KEPALA SMPN 6 Nekamese Kabupaten Kupang, YULIANTI Pulungtana, S.Pd memastikan pada Ujian Nasional tahun 2020, sekolah asuhannya menggunakan Kurikulum Tahun 2013 (K-13).

Baca Juga :  Siswa SMK ‘Skill’ Jadi Tuntutan BUKAN Gedung Mewah

“Kita di sekolah ini khususnya kalau tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan UN masih menggunakan Kurikulum Tahun 2006 (K-06). Yakni mendaras pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tapi mulai tahun ajaran (TA) 2020 semua sekolah wajib menggunakan K-13,”kata Kasek Yanti saat ditemui awak citra-news.com di SMPN 6 Kupang di bilangan Oelomi Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang. Selasa 17 September 2019.

Baca Juga :  UNIK, Galeri ATM Bank NTT Dari Kontainer BEKAS

Didampingi Wakil Kepala Sekilah (Wakasek) ANDRIANI A. Ismau, S.Pd dan ERYCH Lisnahan, M.Pd (Guru Agama Kristen), Kasek Yanti menjelaskan, pembelajaran di K-13 menggunakan pendekatan (metode, red) High Order Thinking Skill (HOTS). Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya (Kurikulum Tahun 2016) yang menggunakan metode KTSP.

“Sesungguhnya sama saja dalam pembelajaran. Tapi K-13 lebih mengedepankan siswa yang harus lebih pro aktif tinimbang guru mata pelajaran. Kalau K-06 peran guru sebagai sumber pembelajaran maka K-13 lebih menekankan pada siswa yang adalah subyek pembelajaran. Artinya anak didik harus mampu memecahkan persoalan sendiri (problem solving),”tandasnya.

Baca Juga :  MEDIA Massa Mendorong SEMANGAT Kami Membangun

Dengan kata lain, lanjut Kasek Yanti, sesuai dengan visi/misi sekolah ini adalah menghasilkan out put yang cerdas dan berkarakter. Artinya dari segi ilmu pengetahuan (kecerdasaran/intelektual) diharapkan siswa untuk mampu menemukan, memahami, menganalisa, dan menyimpulkan sendiri. Peran guru adalah membimbing.