Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

TANAM Pohon Wujudkan NTT-Nusa Terus Tumbuh

CitraNews

Ir. FEWRDY J. Kapitan, M.Si, Kepala Dinas LH dan Kehutanan Provinsi NTT . Doc. CNC/marthen radja 

Ketiadaan listrik menjadi salah satu indicator kemiskinan. Program pembangunan infrastruktur JALA ala Viktor-Josef menjadi bagian dari misi RPJMD Provinsi NTT tahun 2018-2024. Aplikasinya?

Citra-News.Com, KUPANG – MENJAWAB rencana program jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2018-2024 tentang kelistrikan, pihak PLN membangunan jaringan listrik hingga ke pelosok desa. Sistem jaringan yang dibangun dengan kabel tanam (jaringanbawah tanah) dan kabel bungkus (jaringan melalui tiang lsitrik).

“Dalam membangun jaringan listrik kabel bungkus ini yang pasti pepohonan di sekitar diameter jaringan harus ditebang atau dipangkas. Dari aspek ramah lingkungan kondisi ini memang sudah jauh dari harapan. Untuk itu pihak PLN dalam membangun atau memperluas jaringan listrik sangat memperhatikan aspek ramah lingkungan. Menjaga agar pohon terus tumbuh kita pasca membangun jaringan kita lakukan reboisasi atau melakukan penanaman kembali pepohonan yang kita sudah tebang,”demikian Albertus Koko, Manager Perencanaan Sistem PLN Wilayah NTT, saat ditemui citra-news.com  usai rapat bersama di Dinas LH dan Kehutaan Provinsi NTT, Kupang, Rabu 02 Oktober 2019.

Baca Juga :  MENEPIS Berita LIAR Tentang Bank NTT Ala OJK
Baca Juga :  Cerita SUKSES Bank NTT Menerapkan Digitalisasi Untuk KEUANGAN Pemerintah Daerah

Sebelum dilakukan pembangunan jaringan, jelas Koko, pihak PLN terlebih dahulu melakukan survey ke desa itu. Jika ada jalur alternative lain di luar kehutaan maka kita akan membangun jaringan. Tetapi kalau memang harus melelwati wilayah kehutanan kami (Pihak PLN, red) harus ijin terlebih dahulu untuk memotong pepohonan yang dipandang mengganggu jaringan, kepada instansi yang berwenang mengelola kehutanan. Setelah mendapatkan ijin dan pephonan ditebang kami juga akan melakuka penanaman kembali (reboisasi).

“Kalaupun melewati kawasan hutan itupun tidak banyak pohon yang harus ditebang. Dan selama ini kami lebih banyak menggunakan bahu jalan desa. Misalkan kalau jalur jalan ‘S’ kita tidak terobos lurus itu jalur. Akan tetapi kita mengikuti alurnya. Sehingga tidak mengorbankan banyak pepohonan di sekitarya. Dan ini juga untuk memudahkan kami dalam pengoperasian dan pemeliharaan,”jelas Koko.

Baca Juga :  Giat VAKSINASI Lintas Agama, BUKTI Muhammadyah DUKUNG Pemkot Kupang

Menjawab keluhan masyarakat soal dampak dari pembangunan jaringan fasilitas umum menjadi rusak. Koko mengatakan, untuk setiap kali membangun diikuti juga dengan pemeliharaannya. Artinya dimana ada fasilitas yang rusak kita perbaiki lagi sesuai kondisi semula. Jadi tidak biarkan begitu saja.