Menurut Ferdy, fungsi perhutanan social dalam mendukung program pariwisata adalah pelestarian alam dengan terus menanam dan menanam terus semua jenis pohon. Menjadikan alam yang indah dan asri pada pusat-pusat wisata (ekowisata) dari kawasan hutan yang ada. Seperti halnya ekowisata KABESANI di lereng Gunung Kelimutu Kabupaten Ende, Flores NTT. Demikian juga di kawasan gunung Egon Kabupaten Sikka dan Kawasan Mutis di Kabupaten TTS.
Foto : Ir. FERDY J. Kapitan, M.Si (kanan) dan Samuel Laga (kiri) saat diwawancarai di Kupang, Jumat 01 November 2019. Doc. CNC/marthen radja-Citra News
Samuel Laga, Kepala Sub Bagian PDE menambahkan, dalam kaitannya dengan perhutanan socia seyogianya harus dimanfaatkan secara terkendali. Misalkan untuk pengembangan usaha lebah madu, para petani pengembang diberikan pemahaman untuk tidak melakukan perambaan hutan social (PHS) terutama pada kawasan hutan adat yang menjadi hal ulayat.
“Arboretum itu semacam miniature kawasan hutan yang didalamnya terdapat aneka jenis pepohonan. Ini sesungguhnya konsep untuk mencintai lingkungan. Untuk Kota Kupang ada beberapa lokasi yang sudah disurvey menjadi catchment area Arboretum. Diantaranya di wilayah Fatukoa Naioni, dan Penkase. Karena pada wilayah-wilayah inilah menebarkan 52 mata air (smber air) untuk Kota Kupang,”jelas Laga.