Ilustrasi Bupati Robby Idong (tengah) dan Andre Hugo Parera (kanan). Doc.CNC/marthen radja-Citra News.
Penggunaan dana desa ratusan miliar per kabupaten di Indonesia untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Mirisnya, ada banyak penyelewenangan oleh oknum kepala. Akibatnya tidak sedikit juga jumlah kepala desa yang masuk bui.
Citra-News.Com, MAUMERE – KABUPATEN SIKKA, Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) pada tahun 2019 mendapat alokasi Dana Desa (DD) sebesar Rp 151.300.419.000 miliar. Sejumlah dana desa tersebut dibagi habis ke 147 desa yang ada di Kabupaten Sikka. Dengan besaran dana sekitar 1 miliar lebih per desa.
Bupati Kabupaten Sikka, FRANSISKUS Roberto Diogo, S.Sos, M.Si mengatakan, sector pariwisata menjadi salah satu program prioritas. Program-program prioritas tersebut selain dibangun menggunakan dana APBD Kabupaten Sikka juga berkolaborasi dengan program dari dana desa. Diantaranya pembangunan sarana prasarana (Sarpras) di sector pariwisata, dengan sasaran prioritasnya pada desa-desa wisata.
Bupati ROBBY Idong-demikian ia biasa disapa, untuk sector pariwisata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka berniat investasi dengan menggandeng desa-desa kepulauan yang berpotensi untuk dikembangkan pariwisata. Sebagaimana yang menjadi prioritas kebutuhan adalah Sarpras maka semua desa yang menjadi destinasi pariwisata dibangun Sarpras yang memadai. Guna menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke obyek-obyek yang ada.
Diketahui, Kabupaten Sikka memiliki keberagaman potensi pariwisata. Ada wisata budaya, wisata alam, juga wisata maritime dengan aneka keindahan bawah laut. Dan desa-desa kepulauan yang berada di kawasan Teluk Maumere layak untuk kembangkan.
Menurutnya, beberapa BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) di desa kepulauan berniat melakukan investasi. Yakni membeli kapal Pinisi (kapal pesiar) dan membangun hotel bagi para wisatawan di lokasi wisata Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Flores Provinnsi NTT.
