Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Dawai HUT NTT ke-61 MENGGETAR Kalbu (Bagian-3 habis)

CitraNews

Catatan Pinggir *) Marthin Radja :

Pidato Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi pada intinya, suka atau tidak suka dan mau tidak mau, NTT harus siap menghadapi transformasi ekonomi global. Menghadap kemungkinan guncangan resesi ekonomi dunia perlu langkah antisipatif. Transformasi ekonomi global ini bagi NTT diharapkan dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis berbasis komoditas menjadi ekonomi berbasis industry yang memiliki nilai tambah tinggi.

Citra-News.Com, KUPANG – PERAYAAN HUT NTT KE-61 dilaksanakan jauh berbeda dengan yang sudah lazim, yakni terpusat di Kupang ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sudah tentu segelintir orang mempertanyakan apa maksud dan tujuan dibalik itu. Tapi yang pasti Gubernur VIKTOR Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur JOSEF Adrianus Nae Soi, punya pertimbangan smart nan menguntungkan rakyat, terutama rakyat NTT yang ada di kabupaten yang menjadi locus pelaksanaan hari bersejarah ini.

Waingapu yang dikenal dengan sebutan, matawai padha ewata padanjara hamu, ibukota Kabupaten Sumba Timur adalah locus pertama dalam sejarah NTT Otonom dipilih Gubernur Viktor. Hampir pasti pertimbangan transformasi ekonomi kerakyatan melalui pendekatan kepulauan. Karena NTT Provinsi Kepulauan rasanya tidak adil kalau setiap kali perayaan HUT NTT hanya terpusat di Kupang Pulau Timor.

Baca Juga :  Mendulang UNTUNG di Mini Expo KKB On The Street BANK NTT

“…Sebagai wakil rakyat NTT kami dukung sekaligus bangga atas kebijakan Gubernur NTT menggunakan pendekatan kepulauan dalam merayakan HUT NTT. Yang diperjuangkan pemerintah adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat. Mari kita bangun NTT ini dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan, sesuai dengan visi NTT Bangkit NTT Sejahtera dalam Bingkai NKRI,”…

 Suara emas berkonotasi ajakan ini dilantunkan Ketua DPRD Provinsi NTT, Ir. EMILIA Julia Nomleni dalam temu pers akhir tahun 2019 di gedung dewan, Kupang 17 Desember 2019. Bila diverbalisasikan maka HUT NTT ke-61 ini menjadi sejarah awal NTT Bangkit. Bangkit dari sesuatu yang lazim menjadi tidak lazim  untuk semua aspek pembangunan. Tidak terkecuali pembangunan sumber daya manusia NTT.

Faktanya, di jajaran kursi legislative ada 13 orang anggota DPRD Provinsi NTT. Lebih dari itu jabatan sebagai Ketua dan Wakil Ketua berasal dari kelompok perempuan. Ini menunjukan kalau perempuan selama ini dipandang golongan kedua setelah laki-laki, kinimereka sudah sejajar kedudukannya. Perjuangan Emansipasi Wanita (perempuan) ala Raden Ajeng Kartini dalam bukunya berjudul Door Duisternis TootlichtHabis Gelap Terbitlah Gelap – telah digapai oleh kaum perempuan NTT-Indonesia. Paling tidak dalam kedudukan dan jabatan-jabatan formil kenegaraan.

Baca Juga :  Irwan : Bukan Kotbah atau Ceramah Tapi SENILAH Yang Mempersatukan

Tidak diyana kalau NTT dan Indonesia sudah mewujudkan impian menjadi kenyataan (the dream comes true), dengan torehan melalui alat kekuasaan negara, yakni sebagai Ketua DPR. Mereka adalah EMILIA Julia Nomleni atau biasa disapa EMY menjabat sebagai Ketua DPRD NTT plus Wakil Ketua DPRD NTT bernama INCHE Sayuna. Kedua perempuan pejuang NTT berasal dari Parpol berbeda, Emy dari PDI Perjuangan dan Inche dari Partai Golkar. Juga secara nasional PUAN Maharani dari PDIP adalah perempuan pertama Indonesia yang menjabat Ketua DPR RI. Viva perempuan…!

Dawai HUT NTT ke-61 telah mendendangkan syair-syair penyejuk kalbu. Ia telah mampu mengubur hal lazim dengan lompatan-lompatan tajam dan mulai membekas. Iya, di era kepemimpinan VIKTOR-JOSEF geliat pertumbuhan ekonomi kerakyatan mulai membekas. Sikap tegas Gubernur Viktor agar semua elemen harus bekerjasama, bekerja keras, bekerja jujur, bekerja cerdas, dan bekerja tuntas membangun NTT. Jadilan agen-agen perubahan (agent of changes). Demikian Gubernur Viktor di setiap kesempatan mengagitasi rakyat NTT agar bekerja dan berjuang  tidak biasa-biasa saja. Tetapi harus luar biasa dengan lompatan-lompatan tajam. Bekas perubahan yang dimaksudkan penulis adalah produk-produk unggulan ekonomi masyarakat, Tenun Ikat dan SOPHIA – Sopi Asli khas NTT bebas alcohol (Zero Methanol) dengan kualitas ekspor  berstandar internasional.

Baca Juga :  Dianggap PROVOKATOR Itu Kini Jadi KEPALA Sekolah

“Dua produk kerakyatan NTT ini untuk pertama kalinya memiliki hak paten atau HAKI (hak kekayaan intelektual) orang NTT. Dan di-launching oleh bapak Gubernur Viktor tepat di HUT NTT ke-61 di Waingapu-Sumba Timur,” ungkap NAZIR M. Abdulah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT.