Saat berada di tengah lingkaran Suku Nua Lima Zua, Frans Aba disebut sebagai Anak yang sudah lama hilang. Sebagai Anak Hilang sudah tentu ada keriduan tersendiri bagi sebagian suku yang mendiami Kota Bajawa, Kabupaten Ngada Flores. Persisnya di Kelurahan Jawameze.
Kerinduan itu telah terobati kala Frans Aba datang secara fisik dan menyapa warga. Frans Aba disambut gegap gempita oleh warga suku dalam sebuah ritual adat ‘Kago Mae’ atau penyatuan jiwa.
Peristiwa langka nan unik ini Frans Aba hadapi dalam giat Safari politik Calon Gubernur NTT baru-baru ini ke daratan Flores.
Giat Safari Politik Frans Aba tidak hanya di kota namun juga menelusuri desa dan kampung pedalaman. Lagian bagi nitizen di media sosial, wajah Frans Aba bukanlah orang asing.
Ibarat Anak Hilang
Satu pengalaman unik saat bersafari ke Kabupaten Ngada, sosok Frans Aba didapuk sebagai Anak Suku Nua Lima Zua dalam ritual adat ‘Kago Mae’.
Ritual adat ‘Kago Mae’ merupakan ungkapan syukur yang umumnya dibuat untuk seseorang yang sudah luput dari sebuah peristiwa. ‘Kago Mae’ Frans Aba agar tidak tertimpa hal-hal buruk atau jahat lainnya di kemudian hari. Frans Aba diharapkan dapat selamat sentosa dalam pertarungan politik Pemilu Gubernur Provinsi NTT 2024.
Sisi lain dari ritual ‘Kago Mae’ adalah ungkapan syukur bagi anggota keluarga yang sudah lama sekali tidak pulang dan dianggap tidak akan pulang selamanya ke kampung. Tetapi sekali waktu pulang jua. Dan sosok Frans Aba yang dianggap sebagai anak, kini sudah pulang dan diterima kembali ke dalam Rumah Besar Suku Nua Lima Zua.
Penerimaan kembali Frans Aba ini berlangsung di Rumah Gotong Royong Ngada, Jalan Wakomenge, Kompleks Puskesmas Kota Sejumlah warga, para tetua adat setempat, ibu-ibu rumah tangga, kaum milenial dan para janda suany berjibaku dalam satu komitmen. Yakni terlibat aktif memperjungkan dan menghantar Frans Aba jadi Calon Gubernur NTT periode 2024-2029.