Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini
Hukrim  

Nyanyian Rindu Papa NOVA dari Sidang KORUPSI E-KTP

CitraNews

Setya Novanto semakin ‘berkicau’ menyebut sejumlah nama penerima uang hasil korupsi pengadaan E-KTP. Pada sidang-sidang terakhir jelang vonis Jaksa Penuntut Umum (JPU) Tipikor Jakarta, bak rindu lama terpendam Setia Novanto (Setnov) alias Papa Nova pun mulai ‘bernyanyi’ dengan dengan sejumlah nama. Diantaranya ada beberapa nama di lingkup istana dan legislative Senayan. Dan yang bikin gempar, saat ia menyebut Pramono Anung dan Puan Maharani,  keduanya masing-masing menerima uang senilai 500 ribu US Dollar.

 

Jakarta, citra-news.com – WALAUPUN Setya Novanto (Setnov) sudah dipenjarakan setelah JPU Tipikor Jakarta menjatuhka vonis selama 15 tahun dan mencabut hak politiknya selama 5 tahun usai bebas dari penjara. Namun rakyat Indonesia belum lupa kalau ada sejumlah nama di jajaran ekesekutif dan legislative, dibeberkan juga Setnov dalam sidang perkara kasus E-KTP.

Baca Juga :  Pejabat Kangkangi Aturan Dum Mobil Dinas Terancam Pidana

Mulai dari sidang sejak 13 Desember 2017 hingga sidang pada 29 Maret 2018. sederetan nama yang terindikasi menerima uang haram hasil korupsi pengadaan E-KTP senilai Rp 2,3 triliun. mulai bernyanyi. Dan yang bikin gempar, saat ia menyebut Pramono Anung dan Puan Maharani masing-masing terima 500 ribu US Dollar.

Baca Juga :  Bupati EPY Tegaskan STKIP Timor Indonesia Harus DITUTUP

Selain Parmono Anung dan Puan Maharani, juga disebutkan nama lain diantaranya Gamawan Fauzi, Chairuman Harahap, Ganjar Pranowo. Dan sejumlah politisi di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI yaitu Olly Dondokambey, Melchias Markus Mekeng, dan Tamsil Linrung.

Sekadar membakar ingatan, Pramono Anung adalah sekretaris kabinet. Ketika mega korupsi e-KTP dilakukan, ia masih menjabat wakil ketua DPR RI. Begitu pula Puan Maharani, sekarang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Baca Juga :  AKSI Bom di Gereja-gereja Tindakan BIADAB

Puang Maharani yang adalah cucu presiden pertama Indonesia itu, menurut Setnov,  menerima aliran uang saat Puan masih jadi anggota legislatif di Senayan. Setnov bahkan pernah mengonfirmasi pemberian uang itu kepada Pramono saat mereka bertemu pada salah satu hajatan pejabat negara di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah.

“Mas, bener tidak itu?” kata Setnov mengulangi pertanyaannya kepada Pramono saat itu.