Faktanya, dalam pertemuan perdana kelompok JUS (sebutan Korkab Adhy, red) para kelompok calon penerima manfaat yang umumnya ‘emak-emak’ alias ibu-ibu janda ini, secara lugas menyampaikan perihal kebutuhan kelompoknya.
“Kami mau supaya program TEKAD ini segera dilaksanakan. Dari penjelasan petugas program ini sangat membantu kami ibu-ibu janda untuk berusaha secar mandiri,”pinta salah seorang janda dalam forum tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Adhy meyakinkan bahwa forum penjaringan aspirasi kebutuhan kelompok Ibu-ibu Mandiri (IMAN) yang dihelat Faskab Manggarai ini akan membuahkan hasil kemandirian sosial dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan di Desa Bea Kakor khususnya dan Kabupaten Manggarai pada umumnya.
“Terus terang program TEKAD dari Dinas PMD Provinsi NTT tidak kasih ibu-ibu uang. Tapi kasih demplot atau pembibitan. Apakah berupa ternak atau bibit tanaman holtikultura. Asal saja kelompok usaha penuhi syarat-syaratnya dan kami akan terus melakukan pendampingan hingga pemasaran hasil,”kata Adhy.
Sentuhan kebutuhan dalam pendampingm kami, tambah Adhy, diprioritaskan pada kelompok Wanita Rawan Sosil Ekonomi (Warsosek)
“Iya, ini sangat pas untuk kelompok JUS ini. Kami minta supaya pendataannya harus jujur dan objektif. Dan pendektan oleh tenaga fasilitator harus dilakukan berulangkali,”ungkapnya.
Sementara Sekretaris Desa Bea Kakor, Diana Bungin Senabua menyampaikan maaf kalau Kepala Desa Terpilih, Arnold Sampur oleh karena satu dan lain hal tidak bisa hadir dalam pertemuan tersebut.
