Pelayanan akan diberikan secara digital mulai dari ticketing gate, dan bahkan Bank NTT juga melihat potensi untuk menerapkan e-money.
“Misalnya orang yang mau berkantor atau pengunjung, mau parkir, bisa gunakan kartu dan tinggal top up saldo saja,”tuturnya.
Alex menambahkan, ada kesepakatan juga agar nantinya kedepan ada ruang bagi UMKM binaan Bank NTT. Dan akan diatur jadwalnya sehingga semua pelaku UMKM secara bergilir mendisplay produk terbaiknya di Waterfront City.
“Jika wisatawan membutuhkan souvenir sebagai hadiah, maka UMKM Bank NTT hadir untuk menampilkan souvenir-souvenir terbaik yang bisa dibeli,”ujar Alex.
Sembari mengatakan, Bank NTT termasuk perusahaan yang beruntung bisa bekerjasama dengan KSOP Kelas III Labuan Bajo, karena diberikan previlege atau hak istimewa dalam kerja sama tersebut.
Nilai Investasi 2,4 Miliar
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo capt. Hasan Sadili mengatakan, pihaknya menggandeng Bank NTT karena Bank NTT merupakan bank milik pemerintah daerah.
Sehingga pihaknya berharap bank ini dapat berkontribusi dalam pembangunan, karena Labuan Bajo merupakan destinasi wisata kelas super prioritas.
“Dalam pola kerjasama ini, Bank NTT akan membantu memberikan penyediaan sarana pendukung di area pelabuhan Labuan Bajo. Baik itu pembatas area pelabuhan dan area publik, sarana prasarana penumpang seperti meja pelayanan, kursi di ruang tunggu penumpang, media center dan ruang VVIP yang nantinya akan kita buat di dalam gedung terminal pelabuhan Labuan Bajo,”jelas Hasan Sadili.
Dengan adanya kerjasama ini diharapkan bisa menjawab kerinduan masyarakat karena mereka sudah memiliki pelabuhan atau waterfront city yang lebih tertata dengan baik.
Jika tak ada aral merintangi, rencananya sesuai dengan usulan sponsorship dan kerja sama, Bank NTT dan Pemerintah Provinsi NTT akan mendukung penatlaan Waterfront dengan nilai investasi sebesar Rp 2,4 Miliar. +++ citra-news.com/humas bankntt
