“Iya, bisa-bisa saja kalau bapak Gubernur menyebut nantinya dibangun di Motadikin. Nantinya harus lebih dahulu membangun break water (beton penahan gelombang). Akan tetapi jika dio teluk Maubesi maka tidak perlu dibangun break water lagi. Karena bila terjadi gelombang pasang pada musim barat ia akan terlindungi. Sehingga kapal-kapal yang bersandar di titik labuh tersebut lebih aman dan tidak bakal diterjang gelombang pasang,”beber Isyak.
Ada beberapa fakta, sebut Isyak, dimana setelah dibangun tidak ada satu kapalpun mau bersandar disana. Yaitu di pelabuhan Kolbano, bangunan dermaga tidak rusak tapi kapal tidak mau sandar. Berikut di Pelabuhan Boking, kondisi dermaganya sudah amburuk diterjang gelombang.
“Jadi untuk pelabuhan laut di Kabupaten Malaka yakni di teluk Maubesi Hasan secara teknis sudah dilakukan visibility study. Kita tunggu saja kalau ijinnya keluar dari Kemenhub RI maka diikuti dengan SID dan langsung dibangun. Kondisinya mungsin sama dengan di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat dimana saat SID itu tidak lama berselang langsung dibangun fisiknya. Sehingga kalau bapak Gubernur Viktor mengatakan pelabuhan laut di Malaka dibangun tahun 2021, kita yakin bisa. Karena beliau punya link perjuangan secara politisnya bagus dengan pemerintah pusat,”imbuh dia.
Sembari menambahkan, pembangunan fisik pelbuhan Laut Malaka akan dikerjakan oleh pihak ketiga. Dimana Kerjasama antara Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Dan pihak ketiga dimaksud, kata Isyak, sudah beberapa kali bolak-balik Jakarta-Kupang mengikuti setiap alur perencanaan Pemerintah Provinsi NTT.
“Iya pak Erjelino yang punya kompetensi di bidang kelautan, beliau saat kami ketemu di Bali baru-baru ini kami berdikusi intens soal pelabuhan Malaka,”tandasnya. +++ marthen/citra-news.com
