Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

IMIGRAN Afganistan MIGRASI ke Pangkal Pinang

CitraNews

Laksana setitik debu yang diterbangkan kemana-mana sesuai arah/alur angin (like the dush in the wind). Demikian juga alur kehidupan warga Imigran. Meskipun demikian tapi kebutuhan hidup mereka serba cukup nan mewah karena dibiayai oleh organisasi internasional, IOM (International Organization for Migration).

Kupang, citra-news.com – DATA menyebutkan dimana ada tempat penampungan kaum imigran disana ada persoalan sosial yang ditimbulkan. Sudah pasti ada kecemburuan (jelous) dari warga lokal. Karena terkait jaminan dan kebutuhan hidup keseharian. Para Imigran tinggal di hotel atau di lokasi penampungan yang representative bila tidak dikatakan mewah. Makan tiga kali sehari, minum susu pagi dan sore. Berlatih fitness sehingga badan mereka bagus-bagus. Dan di malam harinya menonton di bioskop.

Sementara masyarakat lokal di sekitarnya hidup dalam kemiskinan karena tidak kecukupan pangan, sandang, dan juga papan. Masyarakat lokal tinggal di rumah gubuk sederhana berlantai tanah. Sedangkan kaum imigran tinggal di hotel berlantai keramik. Sehingga hampir pasti ada kecemburuan social dan bisa saja menimbulkan gejolak social.

Baca Juga :  Astaga, Area PLBN Motaain Diselimuti Lumut dan Lumpur
Baca Juga :  MENEPIS Berita LIAR Tentang Bank NTT Ala OJK

Menelisik tentang kehidupan kaum Imigran, Wakil Gubernur (Wagub) NTT, JOSEF A. Nae Soi punya pengalaman melihat secara langsung seperti apa dan bagaimana kehidupan kaum Imigran yang ada di Batam Kepulauan Riau.

“Saya punya pengalaman melihat langsung kehidupan kaum Imigran di Batam yang dibiayai oleh IOM. Mereka hidup cukup baik dan terjamin semua kebutuhan. Sedangkan masyarakat lokal hidup dalam kemiskinan. Dari pengalaman ini saya coba memandang dengan fakta yang sama di NTT ini. Jangan sampai masyarakat saya di NTT ini akan juga mengalami nasib yang sama dengan masyarakat di Batam,”ungkap Wagub Josef kepada wartawan di Gedung Perwakilan DPD RI di Kupang, Minggu, 14 Oktober 2018.