Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

TJPS, Gerakan Tanam JAGUNG Berbuah TERNAK (seri -1)

CitraNews

Usai menyaksikan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat panen jagung di atas lahan seluas 79 HA milik Poktan Tulakaboak, Poktan Pusetiti Desa Pantulan Kec. Sulamu Kab. Kupang, Timor Provinsi NTT  beli ternak Sapi 12 ekor dari hasil jual jagung Gerakan TJPS, Senin 22 Maret 2021. Doc. marthen radja/citra-news.com

Melalui Gerakan TJPS pola pertanian tradisional perlahan ditinggalkan. Saat ini Pemerintah Provinsi NTT di era kepemimpinan Gubernur VIKTOR Bungtilu Laiskodat dan Wakilnya JOSEF A. Nae Soi, menggalakan pola pertanian terpadu dan terintegrasi (Integrated Farming System). Gerakan TJPS adalah sebuah model pertanian IFS yang mampu melipatkagandakan hasil pertanian serta mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani NTT. Benarkah?

Citra-News.Com, KUPANG –GERAKAN Tanam Jagung Panen Sapi (termasuk ternak babi, kambing dan ternak ayam) yang sedang dilaksanakan di banyak kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan dampak ganda (multiplier effect) bagi petani. Hasil produksinya telah mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi keluarga petani secara signifikan.

Baca Juga :  PERS ‘Menerkam’ JEJAK Program Duet VBL-JNS

Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Distanbun Prov.NTT), MIQDON Abola kepada awak citra-news.com di sela-sela kegiatan panen perdana jagung komposit jenis Lamoru oleh Gubernur NTT VIKTOR Bungtilu Laiskodat di Desa Pantulan Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang, Timor NTT, Senin 22 Maret 2021.

Baca Juga :  BIBIT Kelor VIKTOR Tanam JOSEF Kasih Uskup MOBIL

Menurut dia, gerakan TJPS sudah dilaksanakan dalam tiga tahun berjalan. Persisnya pada awal tahun 2019 dilakukan uji coba tanam jagung di 7 kabupaten, dengan luasan area 2.459 hektar (HA). Atau pada musim tanam (MT) Asep (April-September) 2019. Kemudian MT Okmar (Oktober 2019 hingga Maret 2020.

“Artinya dalam setahun terjadi dua kali tanam jagung. Jadi tidak harus tunggu musim hujan baru ditanami. Apalagi dengan kondisi NTT dengan rendah curah hujan dan hanya terjadi sekitar bulan Desember hingga bulan Pebruari saja,” tandasnya.

Baca Juga :  Ingin KENCANG dan MULUS? Datanglah ke LARISSA Center KUPANG

Dengan minimnya curah hujan inilah, tambah Miqdon, hasil pertanian seperti jagung sangat tidak mencapai sesuai target.

Akan tetapi dengan adanya gerakan TJPS tanam jagung dilakukan dalam setiap musim. Dan hasil produksinya selain untuk kebutuhan pangan (ketersediaan pangan) sebagai buffer stock juga sebagiannya untuk dijual. Hasil dari penjualan jagung petani mampu membeli ternak, entah hewan sapi, kambing, babi, atau ayam.

Kika : MIQDON Abola dan JOAZ B.Umbu Wanda di tengah pusaran kegiatan Kunker Gubernur Viktor ke Desa Pantulan Kecamatan Sulamu kabupaten Kupang, Timor NTT, Senin 22 Maret 2021. Doc. marthen radja/citra-news.com