Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

TJPS, Gerakan Tanam JAGUNG Berbuah TERNAK (seri -1)

CitraNews

Hal senada juga dikatakan Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Distanbun Prov.NTT, JOAZ Bily Umbu Wanda. Menurutnya,  gerakan TJPS memberikan keuntungan berlipatganda bagi petani (multiplier effecti). Oleh karena itu pelaksanaan gerakan TJPS semakin masiv terlaksana di banyak kelompok tani (Keltan atau Poktan) dan hasilnya sudah benar-benar dirasakan oleh petani kita.

Menurut Umbu, adalah berkat bagi Poktan Pusetiti Desa Pantulan Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang. Hari ini (Senin 22 Maret 2021, red) untuk pertama kalinya Gubernur NTT melakukan  panen perdana secara simbolis.

“Dia atas lahan seluas 79 Hektar milik Poktan Tulakaboak bapak Gubernur Viktor lakukan panen jagung komposit jenis lamoru. Usai panen Poktan Puseteti yang sudah menikmati hasil jagung TJPS periode Asep dan Okmar, Poktan ini mampu membeli 12 ekor sapi. Dan berkat beruntun diterima Poktan Pusetiti karena dari 12 ekor sapi yang dibeli dari petani ternak ada 4 ekor sapi betina dalam keadaan bunting,”jelas Umbu.

Baca Juga :  WINGS AIR Perekat Ekonomi Bilateral NTT– NTB

Sembari mengakui kabar sukacita dari Poktan Pusetiti ini diterimanya dari PET Manu, Koordinator Lapangan (Korlap) gerakan TJPS untuk Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang. Menurut Pet, kata Umbu, gerakan TJPS telah merubah mindsheet para petani di Kecamatan Sulamu yang selama ini melakukan tanam jagung hanya pada musim penghujan saja sudah melebur diri kedalam pola IFS.

Gerakan TJPS Ibarat Makan Super Mie

Adanya pola IFS adalah fakta bahwa mampu mendongkrak ekonomi petani. Umbu menyebutkan dari hasil produksi jagung TJPS mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sudah tiga tahun berjalan gerakan TJPS merambah masuk berbaur dengan warga petani ‘musiman’ pola pertanian lahan kering sudah ditinggalkan. Para petani sudah beralih ke pola pertanian terintegrasi atau IFS.

Baca Juga :  Mendulang UNTUNG di Mini Expo KKB On The Street BANK NTT

Pada kesempatan itu Miqdon juga menjelaskan latar belakang lahirnya gerakan TJPS. Bahwa TJPS lahir dari suatu kajian ilmiah. Mengapa perlu ada kajian terdahulu?, tuturnya retoris. Karena Gubernur Viktor menginginkan semua program pembangunan di sektor manapun harus punya landasan/pijakan yang kuat. Karena semua program pembangunan di sektor manapun bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani.

Secara data, lanjut dia, sumbangan kemiskinan terbesar ada pada petani lahan kering. Atau petani yang hanya bertumpu pada pengolahan lahan pertaniananya hanya bergantung pada curah hujan saja. Artinya para petani akan melakukan kegiatan pertanian (pengolahan lahan dan sebagainya) merka lakukan pada musim penghujan saja. Sementara pada musim kemarau tidak ada aktivitas apa-apa lagi. Peluang inilah dimanfaatkan melalui gerakan TJPS.

Baca Juga :  ARBORETUM Prasarana EDUKASI Mencintai Lingkngan Hidup

“Melalui gerakan TJPS telah mampu merubah pola pikir dan pola tindak petani lahan kering. Bahwa kegiatan tanam jagung yang hanya terjadi pada musim penghujan saja itu adalah anggapan yang salah. Yang benar bahwa tanaman jagung akan tumbuh dan berkembang pada setiap musim asal saja didukung dengan teknologi dan ketersediaan sarana prasarana yang memadai,”tandasnya.