Dia mengatakan, Bank Aceh Syariah kini memiliki 27 kantor cabang. Termasuk 2 kantor cabang di luar provinsi yakni Provinsi Sumatera Utara dan DKI Jakarta.
Di Sumatera Utara, jelas Yusmal, didukung dengan 6 kantor cabang pembantu. Untuk Kantor Cabang Jakarta baru dibuka tahun 2022 lalu.
“Target kami pada tahun 2024 Bank Aceh Syariah mencapai total asset Rp 32 Triliun. Pada penutupan Tahun Buku 2022, total aset Bank Aceh Syariah sebesar Rp29 Triliun, dengan komposisi Rp18 Triliun untuk pembiayaan”, sebut Yusmal.
Sembari menambahkan, jumlah kantor Bank Aceh Syariah hingga saat ini sudah mencapai 200 unit kantor, termasuk dengan kantor cabang.
“Di Bank Aceh Syariah sudah tidak ada lagi kantor kas. Karena semua sudah ditingkatkan menjadi kantor cabang pembantu. Kalau dalam tahun ini terealisasi maka jumlah kantor akan bertambah menjadi 240,” kata Yusmal.
Kunjungan kemitraan itu ditandai dengan saling menyerahkan cindera mata antara kedua bank tersebut.
Selanjutnya dalam sesi diskusi bersama ini, perwakilan Bank Aceh Syariah disuguhkan materi terkait sejumlah proses dan strategi bisnis Bank NTT menuju Bank Devisa 2023.
Paparan materi disampaikan Kepala Divisi Treasury Bank NTT, Zet Lamu.
Materi tersaji diantaranya menyangkut sistem informasi. Yakni Remiter Refinity, Dealing Phone System, dan Swift yang berkaitan dengan Re-Finanching atau L/C – letter of credit.
Berkaitan dengan Branch Dealing System Bank NTT menargetkan pada Agustus 2023 membuka Rekening Nastro BNI dan BRI New York. +-++ marthen/ citra-news.com