“Untuk bangun infrastruktur
seperti jalan dan jembatan
kita dari dulu juga pakai dana pinjaman. Kita punya bantuan (pinjamaan, red) begitu banyak dari luar negeri. Tapi kita kurang perhatikan pemeliharaan infrastruktur yang sudah dibangun dari hasil pinjaman itu,” ucap Rebo.
Kita ketahui bersama, lanjut Rebo, membangun infrastruktur jalan dan jembatan membutuhkan dana triliunan rupiah.
Namun karena tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik. Akibatnya dengan meningkatnya aksesibilitas saat ini sementara kesiapan dana terbatas maka jalan satu-satunya adalah melalui pinjaman daerah. Dalam hal ini melalui Bank NTT.
Tampak Kepala Dina PUPR Provinsi NTT, Ir. MAKSI Y E. Nenabu, MT. (kanan depan) berdampiingan dengan Piet Djami Rebo Doc. marthen radja/citra-news.com
“Kalau dulu kita ada pinjaman dari IBRD, Unicef, ADB, UNCK. Ini melalui pinjaman negara oleh pemerintah pusat. Bangun ruas jalan provinsi juga dari dana pinjaman itu. Jadi pinjaman Bank NTT saat ini senilai Rp 900 miliar lebih, bukan hal baru,” tegasnya.