Itulah salah satu alasan mengapa perlu dibangunya Dermaga Feri Aewige Paga,
Maumere.
Selain, jelas Robert, sebagai langkah untuk mengantisipasi adanya penambahan alur pelayaran dari Sulawesi secara besar-besaran.
Karena fakta membuktikan kalau selama ini semua barang-barang kebutuhan kita suplay dari Sulawesi. Suka tidak suka Flores itu barang dari Sulawesi. Feed backnya apa untuk kita sekarang. Tapi hadirnya Dermaga Aewige Paga makanfeedbcknya yakin ada untuk masyarakat NTT.
Armada angkutan bus Bagong ini segera beroperasi melayani Kupang-Dilli. Doc. marthen radja/citra-news.com
“Setelah Dermaga Feri Aewige Paga terbangun, kita siapkan anggaran untuk penyiapan kapalnya. Tapi pertama kita subsidi pelayaran kapal Perintis dulu untuk mencari pasar”, tuturnya.
Untuk menggapai harapan ini, Robert meminta dukungan penuh dari seluruh masyarakat NTT. Dukungan dari tokoh-tokoh politik kita di Jakarta.
“Politisi kita di Senayan jangan hanya bicara-bicara lain. Bicara jugalah soal perhubungan terutama transportasi darat. Karena DPR kita tidak bicara (bungkam, red) soal perhubungan darat (Hub Dar) makanya lima tahun belakangan ini kita tidak dapat apa-apa. Karena kita tidak punya keterwakilan di Komisi V DPR RI’, tegasnya.
Masih mendingan, tambah dia, lima tahun lalu ada Farry Francis kita NTT dapat KMP Ranaka. Kalau DPR kita sekarang tidak ada yang bicara soal Hub Dar sehingga kita tidak dapat apa-apa.