Dia menyampaikan terima kasih kepada Hakka NTT yang selama ini lewat berbagai kegiatan telah aktif mendukung program-program prioritas pemerintah. Salah satunya yakni dalam pengendalian inflasi.
“Berkat bantuan para pengusaha dan distributor yang diantaranya adalah anggota Hakka NTT, alhasil inflasi di Kota Kupang dapat terkendali”, kata George.
Saat ini, sebut dia, Pemkot Kupang tengah merancang upaya peningkatan kemampuan berbahasa asing bagi siswa-siswi SD, tidak hanya bahasa Inggris tapi juga bahasa Mandarin.
Ini penting. Karena menurutnya dalam waktu 5 hingga 10 tahun mendatang perekonomian dunia akan dikuasai oleh Cina. Oleh karena itu generasi muda Kota Kupang harus siap bersaing dalam perekonomian global dimulai dengan menguasai bahasa Mandarin.
“Kami minta dukungan dari Hakka NTT, terutama para sesepuh yang fasih berbahasa Mandarin untuk berkenan berbagi ilmu dan pengetahuannya kepada anak-anak generasi muda yang ingin belajar bahasa Mandarin”, pintanya.
Ketua Hakka NTT, Yano Laemonta menjelaskan Mandi Peh Cun merupakan tradisi orang Tionghoa yang sudah ada ratusan tahun untuk mengenang seorang Menteri bernama Qu Yuan yang sangat setia pada bangsa dan negaranya.
Menanggapi permintaan Penjabat Wali Kota, menurutnya salah satu tujuan Hakka NTT didirikan 6 tahun lalu, selain untuk menjalin kembali hubungan semua keluarga Hakka juga untuk melestarikan budaya asli Tionghoa.
Yano juga berterima kasih kepada Penjabat Wali Kota yang selama ini sudah memberikan kesempatan bagi warga turunan Tionghoa untuk terlibat dalam semua kegiatan pemerintah.