Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini
Sosbud  

SMK PK Gandeng Institusi Pasangan Lumpuhkan GAPTEK

CitraNews

“Kami mencari institusi pasangan yang minimal di dalam pengelolaan mereka ada pendekatan bisnis seperti BPTP ini. Maka peluang di BPTP hari ini kami datang mengajak kerjasama untuk memperkuat SMK PK di wilayah perbatasan. Kesepakatan kerjasama disetujui melalui teken MoU antara BPTP Naibonat dengan SMK Perbatasan,”jelas Wempi.

Perlu publik ketahui, sebut Wempi, di SMK PK harus ada 4 (empat) komponen yang harus dilakukan. Yakni Pelaksanaan PKL; Magang Guru Tamu dengan beban tugas 50 jam pelajaran; Penempatan Tamatan; dan IDUKA (Industri, Dunia Usaha dan dunia Kerja.
Yang kita hadirkan sebagai sumber pembelajaran.

Sedangkan Guru Tamu bisa perorangan bisa juga dalam kelompok, seperti kelompok tani dan lain-lain. Mereka-mereka ini bukan berprofesi Guru tapi mereka menghadirkan pengalaman-pengalaman usaha untuk bisa ditularkan ke siswa.

Baca Juga :  KERJASAMA Antarumat Mencirikan TELADAN Santu ARNOLDUS Janssen

“Selama inikan Sekolah Kejuruan ibarat Menara Gading saja. Dia mendesain ketrampilan yang kebanyakan tidak dipakai di industri. Oleh karena itu untuk konteks SMK PK, materi kurikulum yang diiajarkan itu nantinya dibutuhkan oleh dunia Industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA),”kata Wampi.

Untuk sektor Agribisnis, tambah dia, kita di daerah NTT inikan tingkat pengelolaan agribisnis tidak sehebat orang luar NTT. Jadi kita harus bisa beradaptasi di daerah. Jangan sampai kita harus terlalu jauh menghadirkan guru tamu dari Jawa, misalnya. Dengan keterbatasan sumber dana yang ada kita berdayakan kelompok tani yang sukses di bidang agribisnis, dari Lombok misalnya.

Baca Juga :  WARGA Kota Kupang JANGAN Kwatir HARGA dan KEBUTUHAN Pokok AMAN

Menurut Wempi, SMKN 2 Belu punya lahan seluas 15-an hektar (HA). Diantaranya 10 HA dikelola untuk agribisnis. Oleh karena sebagai salah satu SMK PK dimana dituntut harus Teaching Factory maka kami pasti akan hadirkan guru tamu yang berkompeten di dunia IDUKA sebanyak-banyaknya.

“Yang menjadi kegelisahan kami SMK PK adalah kesiapan tenaga guru. Sementara kita juga perlu persiapkan untuk magang siswa. Oleh karena akan datang peralatan yang luar biasa canggih. Tapi kami Gaptek – Gagap Teknologi, ya salah satu cara adalah menggandeng institusi pasangan seperti BPTP ini. Kami yakin kemitraan ini bisa menjawab kegelisahan kami di SMK Perbatasan,”ungkap Wempi.

Baca Juga :  Dekranasda dan UPT Taman Budaya NTT Gelar Pemilihan Putra Putri Tari 2021

Menurut dia, pola pembelajaran SMK PK dengan Teaching Factory itu penerapannya harus lebih serius. Karena sebagian pekerjaan industri dikerjakan di sekolah. Contohnya siswa yang magang di Toyota. Yang dituntut standart mutu dan ijin industri.