Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Penanganan Luka Diabetes Harus Multidisiplin

CitraNews

Dokter Adi mengatakan, selama ini luka diabetes kerap terlambat ditangani dengan benar hingga terpaksa pasien harus menjalani amputasi. Padahal, bila ditangani dengan benar, kemungkinan untuk sembuh tanpa amputasi tetap besar. “Jadi, jangan satu-satu mengobatinya, misal luka dulu baru diabetes, tetapi harus bersamaan, kadar gula dikontrol, luka dirawat. Itu harus benar-benar dilakukan,” paparnya.

Amputasi, lanjutnya, kadang tidak menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Bila kondisi tubuh pasien sudah tidak prima, potensi kesembuhan atau kembalinya kesegaran kondisi tubuh akan minim. Bahkan pasien yang menjalani amputasi berpotensi tinggi untuk mengalami luka serupa untuk kemudian harus kembali menjalani amputasi di bagian lain dari anggota tubuh, khususnya kaki.

Baca Juga :  Hingga 3 Oktober Angka SEMBUH Covid19 BERTAMBAH 72 Orang
Baca Juga :  TOTAL Angka SEMBUH Covid19 di KOTA Kupang BERTAMBAH

“Bahkan persentase pasien amputasi meninggal setelah 5 tahun diamputasi itu mencapai 40%, jadi sangat besar. Itu mengapa penanganan luka sejak dini sangat penting untuk menghindari amputasi.”

Pada kesempatan itu dokter Adi mengingatkan bahwa kaki menjadi salah satu area tubuh paling rawan mengalami luka pada pasien diabetes. Tingginya gula darah dapat menyebabkan kaki terasa kebas karena aliran darah yang tidak lancar. Akibatnya, sering kali kaki mengalami luka tanpa disadari.