Dokter Adi mengatakan, selama ini luka diabetes kerap terlambat ditangani dengan benar hingga terpaksa pasien harus menjalani amputasi. Padahal, bila ditangani dengan benar, kemungkinan untuk sembuh tanpa amputasi tetap besar. “Jadi, jangan satu-satu mengobatinya, misal luka dulu baru diabetes, tetapi harus bersamaan, kadar gula dikontrol, luka dirawat. Itu harus benar-benar dilakukan,” paparnya.
“Bahkan persentase pasien amputasi meninggal setelah 5 tahun diamputasi itu mencapai 40%, jadi sangat besar. Itu mengapa penanganan luka sejak dini sangat penting untuk menghindari amputasi.”
Pada kesempatan itu dokter Adi mengingatkan bahwa kaki menjadi salah satu area tubuh paling rawan mengalami luka pada pasien diabetes. Tingginya gula darah dapat menyebabkan kaki terasa kebas karena aliran darah yang tidak lancar. Akibatnya, sering kali kaki mengalami luka tanpa disadari.