Sembari menambahkan Bappeda itu perlu direformasi. Perlu reorganisir sumber daya manusia yang ada sehingga ke depannya sanggup mengelola program pembangunan secara baik dan benar. Ini penting untuk kerjasama pemerintah NTT ke depannya.
Harus Inovatif, Prospektif, dan Profesional
Gabriel Suku Kotan juga kepada Gubernur Viktor dalam menggagas kerjasama Selatan- Selatan. Perlu diketahui jika ini terlaksana, kata Gabriel, maka bentuk kerjasama ini tidak sekadar antar negara Indonesia dengan Australia. Akan tetapi kerjasama antar benua. Bahwa ada konsekwensi besar disana.
“Nah, ini tentunya dalam pengelolaannya membutuhkan SDM yang handal. Bukan hanya penuh dengan tenaga-tenaga yang tidak professional. Bappeda semestinya memiliki SDM yang kreatsif dan inovatif. Lebih dari itu harus punya pola pikir dan pola tindakyang prospektif dan professional,”jelas Gabriel.
Terkait kerja sama Selatan-Selatan, apa konsekwensi logis dari bentuk kerjasama ini, tanya citra-news.com. Gabriel memberi contoh misalkan kerjasama ekspor. Indonesia khususnya Provinsi NTT harus sudah mempersiapkan barang komoditi bermutu apa saja yang laik ekspor. Ternak dan Garam, NTT punya potensi itu. Komoditi perikanan, atau komoditi unggul dari hasil pekebunan seperti kako, kopi, cengkeh, fanili, dan jambu mete. Ini sumber-sumber potensi yang bernilai ekonomis dan mampu mensejahterakan rakyat NTT.
“Inilah yang dimaksudkan Gubernur Viktor program kerja nyata yang harus dioptimalisasikan. Karena itu Bappeda selaku instusi perencanaan pembangunan, mestinya ikut alur pikir Gubernur Viktor dan dituangkan melalui rancangan-rancangan program pembangunan NTT ke depannya. Menetapkan kawasan-kawasan potensial mana saja yang bisa dikembangkan komoditi-komoditi yang punya peluang pasar internasional,”jelas Gabriel.