Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

MATHIAS Mengaku BANGGA Memakai KAIN Tenun NTT

CitraNews

“Iya bisa saja dalam satu pecan satu saat saya bisa pake pakaian adat Helong, dan di lain waktu saya bisa pake pakaian adat Rote, Timor, Sumba, Sabu, Ngada, Manggarai, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, dan lain-lain etnik yang ada di Provinsi NTT. Karena kita ini Flobamora, kita wajib mengenakan pakaian adat NTT yang bervariasi. Disini ada unsur pemersatu. Dimana dari  masyarakat heterogen ini tentunya berbangga. Bahwa ada orang yang juga memakai pakaian adat dari etnik lain,”beber Mathias.

Baca Juga :  Selamat Jalan GURUKU Suster MARIA KARITAS, SSpS

Sebagai warga Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT yang berasal dari lintas budaya maka siapapun dia boleh mengenakan. Karena Kita Ini Flobamora. Tidak memandang dari daerah mana atau dari suku mana. Tetapi kita ini Flobamora, yang sudah tentu menjadi representasi dari keberagaman yang ada. Dari pakaian adat yang kita kenakan ini menjadi jembatan pemersatu heterogenitas adat dan budaya kita di Provinsi NTT.

Jadi jangan ragu atau bimbang  untuk terus mempromosikan budaya sendiri ke orang-orang luar. Ini adalah salah satu cara kita membangun negeri. Kita sama-sama turut membantu masyarakat dengan cara dari waktu ke waktu kita selalu mengenakan pakaian adat milik kita. Kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi. Sekarang saatnya warisaan budaya tenun ikat NTT ini kita lestarikan, ungkap Mathias. +++ marthen/citra-news.com

Baca Juga :  SEKOLAH MODEL Wujudkan NIAT Menggapai SDM Unggul

Gambar : Mathias M. Beeh, S.ST.Par, MM ((kanan) berpose dalam pakaian adat Timor Helong di ruang kerjanya Gedung SMKN 1 Kupang di Kota Kupang-Timor Provinsi NTT,  Jumat 5 April 2019.

Foto : Doc. CNC/marthen radja