Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Dawai HUT NTT ke-61 MENGGETAR Kalbu

CitraNews

Rupanya kebiasaan-kebiasaan malas, bodoh, tidak kreatif dan tidak inovatif model itu terlintas jua di benak Gubernur NTT kekinian, Viktor Bungtilu Lasikodat. Putra asal pulau terpencil Semau Kabupaten Kupang ini lantas melahirkan visi pembangunan, ‘NTT Bangkit Menuju Sejahtera Dalam Bingkai NKRI’.

Lagi-lagi kembali ke ‘laptop’ TTS jika Gubernur Piet Tallo pernah kasih makan lumpur ke warga yang pemalas, tindakan effek jera bagi Gubernur Viktor adalah dengan kata-kata tegas. Dalam suatu kesempatan berkunjung ke bumi cendana itu, Gubernur Viktor berucap ‘Namkak’. Konon sebutan lokal ini yang berarti lebih dari sekadar pemalas, bodoh, tidak kreasi dan tidak inovasi. Dan sebutan ini menjadi viral di media social bahkan media massa.

Tidak lupa putra daerah berikutnya yang jadi Gubernur NTT adalah FRANS Lebu Raya. Putra Adonara-Flores Timur ini juga berkuasa selama dua periode kepemimpinan. Pria dari Nusa Tadon Adonara ini ketika menjadi Gubernur NTT punya 5 program strategis di 5 tahun pertama. dan di periode keduanya bertambah 2 (dua) program yakni Pembangunan Pariwisata dan program pembangunan kelautan dan perikanan.

Baca Juga :  JURNALISTIK dan Organisasi PROFESI (Bagian 1)

Ke-7 program strategis itu terbalut dalam spirit anggaran “ANGGUR MERAH”. Pas dengan gambar partainya berwarna merah berlambang banteng mulut putih yakni PDIP. Ibarat air mengalir meski pelan tapi pasti (slow but sure) riak-riak pertumbuhan ekonomi kerakyatan menyata di masyarakat hingga ke pelosok desa. Tuangan dana Anggur Merah (Anggaran Untk Rakyat menuju Sejahtera) dari dana APBD Provinsi dialokasi ke setiap desa sebesar Rp 25 juta. Manfaatnya hingga kini masih dan terus dirasakan masyarakat NTT hingga ke desa terpencil sekalipun. Meski tentu ada plus-minus berbaur satu di dalamnya.

Baca Juga :  Bunda JULIE Laiskodat di MATA Mahasiswa STIKOM Uyelindo Kupang

Dawai pembangunan NTT untuk kemaslahatan rakyat terus dan terus bertumbuh. Walaupun belum berlabuh pada pelabuhan akhir, cita-cita bangsa sesuai amanat UUD 1945 yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun pembangunan berkelanjutan di Provinsi NTT terus dimeteraikan dari gubernur ke gubernur.

Litania kehidupan masyarakat NTT dari kata plesetan berkonotasi negative masih terus mengganggu hingga ke pangkuan Gubernur NTT ke-8, VIKTOR Bungtilu Laiskodat. NTT yang diplesetkan ‘Nanti Tuhan Tolong’; Nasib Tidak Tentu; Negeri Tidak ber-Tuan; Nusa Terus Terjal; Negeri Terus Termiskin, dan lain-lain. Walau itu tantangan tapi sekaligus adalah peluang untuk terus berbenah diri.

Baca Juga :  Siswa SMK ‘Skill’ Jadi Tuntutan BUKAN Gedung Mewah

Sikap ‘beringas’ menurut terjemahan sementara orang kebanyakan dari Gubernur Viktor Bungtilu Lasikodat laksana bunyi dawai yang terus menggerincing di telinga publik. Tapi sesungguhnya sikap ‘beringas’ untuk perubahan maju tentunya.

“Kita harus mampu bangkit dari keterpurukan yang ada… Jadilah agen perubahan (agent of changes). Orang miskin tidak mungkin masuk surga… Orang pemalas yang kerjanya mencuri dan suka bikin kejahatan, saya jagonya penjahat…”demikian ungkapan tegas Gubernur Viktor pada beberapa kesempatan.

Kesemua tuturan nan ‘beringas’ dari Sang Gubernur ini, dibalik itu karena rasa besar cintanya terhadap NTT. Adalah ajakan bagi masyarakat NTT agar merubah pola pikir (mainset) dan pola tindak sehingga NTT jangan dipandang enteng. Dengan melakukan kerja-kerja nyata untuk membangun NTT menuju sejahtera dan mandiri. +++CNC