//Maumere//Kalau masih ingat e//Maju pemuda maumere manis e// Maimere// Dengan pulau-pulaunya//Nyiur lambai maumere manis e//Kangae, Paga, Nita, dan Sikka manis e//Maju pemuda maumere manis e//Mutiara di nusa bunga e// Maumere …//
Saat ditemui awak citra-news.com, salah seorang dari antaranya mengatakan, orkes musik kampung ini sebagai bagian dari rasa cinta dan menghargai warisan budaya sendiri.
Penamaan ‘Siawora’ di
Orkes Musik Kampung diambil dari nama jenis burung dalam bahasa daerah Siawora atau Sese. Yang jika sesewaktu bersuara dan berulang kali artinya membawa kabar/berita. Entah berita sukacita namun terkadang juga kabar dukacita.
Jadi kelompok orkestra Musik Kampung ‘ Siawora’, kata mahasiswa yang enggan namanya ditulis, bahwa kelompok musik pembawa berita. Yang tentunya kabar sukacita.
“Kami beranggotakan 10 (sebelas) orang dengan perannya masing di pentasan acara KKBM ini. Ada lima pemetik gambus, satu orang bas, satu orang pemain biola, dua giring-giring dan dua orang pemukul pecahan bambu (akustik),” tuturnya.
Sembari berharap agar musik klasik yang bernunsa budaya ini terus dipelihara dan dilestariknan dari generasi ke generasi. Jika tidak maka musik gambus akan hilang.
Juga terpantau gerak tari dari etnis Lio yaitu Gawi. Dengan musik dan lagu yang digubah oleh Lukas Majikung. +++ marthen/citra-news.com