Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Kemenkes RI Nyatakan Data STUNTING NTT Versi SSGI TIDAK VALID

CitraNews

Menurutnya, Pemprov. NTT menaruh perhatian yang serius terhadap masalah stunting ini untuk segera ditangani. Oleh karena penyebab stunting ini adalah multi faktor maka penanganannya pun harus multi sektor.

“Artinya semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak-pihak yang terkait wajib terlibat dalam mengupayakan terjadinya percepatan penurunan stunting. Karena stunting menjadi indikator yang berkontribusi dan memberi dampak luas terhadap perubahan derajat kesehatan masyarakat”, tuturnya.

Target Prevelensi Stunting Berkisar 12 Persen

Dalam temu pers mantan Kepala Inspektorat NTT menjelaskan, Pemprov NTT telah menetapkan pencapaian target pada akhir periode RPJMD-P Tahun 2023 dimana prevalensi stunting turun hingga sebesar 12 persen.

Baca Juga :  NTT -Nusa Tangguh Tumbuh- MELAWAN Musuh ENDEMIK

Menurutnya, tahun 2022 merupakan tahun ke lima pelaksanaan operasi timbang di Provinsi NTT dan dari kerja keras yang telah diupayakan oleh pemerintah NTT dalam mewujudkan percepatan penurunan stunting. Dan telah membuahkan hasil yang optimal.

Hal ini terlihat dari prosentase stunting NTT turun signifikan 5 (lima) tahun berturut-turut. Bahwa dari tahun 2018 sampai tahun 2022 tren prosentase stunting turun rata-rata tiap tahun sebesar 4,4 persen.

Baca Juga :  Taktik Busuk Setya Novanto Mengaburkan Kepemilikan Bisnisnya

Diawali dengan prosentase stunting tahun 2018 sebesar 35,4 persen atau 81.434 balita tercatat mengalami stunting terus mengalami penurunan tiap tahun.

“Angka stunting NTT terus nenurun. Hingga tahun 2022 angka stunting turun menjadi 17,7 persen. Atau dari total 77.338 balita stunting. Ini berkat kerjasama semua stakeholder”, tandasnya.

Trend perkembangan data stunting periode bulan Agustus 2021 dan Agustus 2022 cenderung turun dari 20,9 persen tahun 2021 menjadi 17,7 persen di tahun 2022.

Meskipun ada dua kabupaten yang mengalami peningkatan prosentase stunting yaitu Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Sumba Tengah.

Baca Juga :  Gubernur VIKTOR Janji Bangun Pelabuhan Laut di Malaka

Sedangkan kabupaten dengan stunting tertinggi adalah Kabupaten Timur Tengah Selatan yaitu sebesar 28,3 persen atau 11.642 balita.

Dan stunting terendah adalah Kabupaten Nagekeo yakni sebesar 8,4 persen Atau dengan balita stunting sebanyak 946 balita.

Demikian juga prevelensi stunting untuk periode Februari 2022 dan Agustus 2022, terjadi penurunan prosentase stunting sebesar 2,3 persen yaitu dari 22,0 persen periode bulan Februari menjadi 17,7 persen pada bulan Agustus 2022.