Kain bendera Indonesia ditenun menggunakan alat tenun tradisionl betupa gedongan. Kemudian zat pewarna diambil dari warna alam yaitu akar dan kulit pepohonan tertentu yang bertumbuh subur di bumi pertiwi Kabupaten Alor. Dan dikerjakan oleh Mama-mama. Hasilnya menakjubkan dan Luar biasa bukan?, tandasnya.
Bicara dana talangan hingga menghasilkan kain tenun Bendera MP
sepanjang 100 meter hingga terpajang di Festival Nasional, Nazir hanya mengelus dada.
Pasalnya hanya senilai 20-an juta rupiah. Itupun hanya untuk upah biaya transportasi untuk mama-mama ke pemusatan (central) latihan tenun. Dinas Perindag Provinsi NTT hanya back-up memfasilitasi untuk pengadaan benang dari bunda Julie Laiskodat.
Sedangkan modal nekad dari ibu Pdt. Liem yang adalah istri Camat Abal (Alor Barat), Martnus D. Djeo. Ada delapan kelompok berjumlah 38 orang. Karena waktu pencelupan benang (terilutama warna merah) kelompok ini mjnta vntuan anak-anak SMP di Kecamatan Abal. Para ema-ema kerja tenun siang dan malam selama dua minggu kelar (selesai, red).
Pdt Liem berucap terima kasih tak terhingga kepada bunda Julie Laiskodat yang sudah menyumbang benang merah putih.
“Kami berterimakasih sekali atas dukungan Bunda Julie Sutrisno Laiskodat untuk kelompok tenun ikat kami di Desa…..(bersambung) . +++ citra-
news.com