“Kami punya pengalaman menarik tapi miris kondisiya. Di wilayah Amfoang contohnya saat musim hujan masyarakat wilayah itu tidak bisa ke pasar Camplong atau pasar Takari. Karena terhalang banjir. Sehingga praktis dikatakan terisolasi”, tuturnya.
Diakuinya, perintah telah membangun jalan akses hingga ke wilayah perbatasan negara Timor Leste. Akan tetapi tidak untuk jalan penghubung ke desa-desa.
Jika saja, tabah dia, ada anggota DPR RI yang konsen berjuang pendanaanya untuk membangun jalan-jalan akses menuju desa-desa maka niscaya maka masyarakat desa bisa hidup sejahtera.
“Yang kami lihat hampir semua desa di wilayah Amfoang Kabupaten Kupang, ketersediaan prasarana jalan dari dan ke desa-desa potensiak sangatlah minim. Padahal adalah kawasan desa potensial jadi kantong ekonomi”, kata Boby.
Boby yang berprofesi sebagai Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah mengaku, hampir setiap bulan turun ke desa. Karena profesinya bertalian dengan tanah adat dengan kepemilikan hak ulayat.
Dengan minimnya pembangunan
jalan menuju wilayah kantong ekonomi di desa, makan ini dapat memberi ruang bagi sektor lain untuk melakukan perambahan hutan.