Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini
Sosbud  

PANCASILA Keluar Pertama Kali dari Mulut SOEKARNO

CitraNews

Argumentasi Nugroho tidak begitu saja diterima. Bantahan justru datang dari para pelaku sejarah. Yang paling keras datang dari Muhammad Hatta. Ia membantah buku Nugroho (Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik) dan sekaligus mendelegitimasi buku Yamin (Naskah Persiapan UUD 1945).

Ia mengatakan bahwa Yamin tidak berpidato dalam durasi panjang seperti yang tercantum dalam buku Yamin, yang kemudian diamini oleh Nugroho. Beberapa tokoh lain yang menjadi anggota BPUPKI, di antaranya Ahmad Subardjo, A.A. Maramis, dan Sunario, juga segendang sepenarian: buku Yamin tak bisa dipercaya.

Pemerintah membentuk tim khusus untuk menerbitkan versi “resmi”. Di bawah koordinasi Sekretaris Negara, tim itu kemudian melahirkan buku berjudul Risalah Sidang BPUPKI/PPKI. Buku itu terbit pada 1980 dan dikeluarkan langsung Sekretariat Negara. Mudah ditebak, buku Yamin yang menjadi rujukan utama. Edisi pertama Risalah Sidang BPUPKI/PPKI bahkan tak ubahnya cetak ulang saja dari buku Yamin.  Itulah versi resmi dari rezim Orde Baru.

 

Para Tokoh di Balik Lahirnya PANCASILA

Peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, menjadi pengingat awal dirumuskannya dasar negara. Menilik sejarahnya, gagasan mengenai lahirnya Pancasila muncul dalam sidang BPUPKI pada 1945. Sejumlah tokoh dianggap berperan dalam perumusan Pancasila.

Baca Juga :  MENGURAI Sosok HENDRA SIKI di Mata JOHN Sason Helan

Mereka, di antaranya Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir Soekarno. (1) MOHAMMAD YAMIN. Mohammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat. Karirnya berawal saat bergabung dalam organisasi Jong Sumatranen Bond. Moh Yamin juga terlibat menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II.

Ia turut pula berperan dalam menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pada 1945, Moh Yamin terpilih sebagai anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya. Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Selain gagasan secara lisan, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara. Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh hHikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(2) DR SOEPOMO.  Dr. Soepomo  lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah. Karena berasal dari keluarga priyayi, ia mendapatkan kesempatan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Pendidikannya diawali di di ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923.

Baca Juga :  PRABOWO dan TITIEK Soeharto Kunjungi Pengungsi Lombok

Pada sidang BPUPKI 31 Mei 1945, giliran Soepomo yang mengungkapkan rancangannya soal dasar negara. Rancangan versi Soepomo meilputi persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

(3) IR. SOEKARNO.  Ir Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur. Soekarno menempuh pendidikan di Eerste Inlandse School, sekolah tempat ayahnya bekerja. Pada Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS).

Pada 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur Pemikiran dan perjuangannya ketika berada di Surabaya terasah oleh HOS Cokroaminoto. Di sana, Soekarno banyak bertemu dengan tokoh Sarekat Islam, kemudian tergabung dalam Tri Koro Dharmo dan Budi Utomo.

Baca Juga :  GEORGE Sebut ALASAN Ini HAKKA Tionghoa PENTING Ada di KOTA Kupang

Soekarno juga tercatat sebagai anggota BPUPKI. Saat sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan pidato dan mengemukakan gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari 5 butir. Gagasan Soekarno yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme dan perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada akhir pidatonya, Soekarno menamakan gagasan tersebut dengan PANCASILA. Panca yang berarti Lima, dan Sila yang berarti Prinsip. Pancasila artinya Lima prinsip/dasar

 

SOEKARNO Bukan Penemu Tapi ‘Penggali’ PANCASILA

Polemik itu tidak menghasilkan sesuatu yang signifikan karena rezim Orde Baru menguasai diskursus publik. Versi Yamin, yang diartikulasikan dengan lebih ideologis oleh bukunya Nugroho, menjadi versi resmi negara dalam bentuk buku keluaran Sekretariat Negara.

Padahal Sukarno sebenarnya tidak ingin mengklaim sendirian sebagai penemu Pancasila. Berulang kali, dalam banyak kesempatan, Sukarno mengaku hanyalah “penggali” belaka. Sukarno bahkan menulis kata pengantar untuk buku Yamin dan di sana Sukarno mengatakan bahwa UUD 1945, juga Pancasila, adalah suatu “ciptaan nasional” dan dirinya hanyalah satu dari “62 orang putera dan puteri Indonesia” yang ikut andil merumuskannya.