Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Sejenak di Beranda ‘Negeri Tanah Terjanji’- NTT (Bagian 6)

CitraNews

Jangan tanya apa yang akan negara berikan kepada anda. Tetapi bertanyalah apa yang sudah anda berikan untuk negara.

Penulis : marthin radja

PATUT atut menjadi catatan sejarah kalau Joko Widodo adalah Presiden Indonesia pertama yang menetapkan tanggal 1 Juni Hari Libur Nasional dan Juni BULAN SOEKARNO (Soekarno Moon). Ini adalah wujud dari penghargaan  anak bangsa akan perjuangan para pahlawan. Dan Soekarno atau Bung Karno adalah pejuang sekaligus pencetus Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Perjuangannya agar bangsa ini terbebas dari belenggu penjajahan telah dibuktikannya dengan harus keluar masuk penjara dan diasingkan dari satu daerah ke daerah yang lain.

Baca Juga :  MERAJUT Peduli Pendidikan KEJURUAN Ala JULIE Laiskodat

ENDE Flores Nusa Tenggara Timur NTT adalah salah satu tempat pembuangan Bung Karno setelah keluar dari penjara Sikamiskin. Untuk kembali mengenang jejak perjuangan Bung Karno kala ia diasingkan ke Ende maka dibangun Monumen Tugu Pancasila di Rumah Pengasingan Soekarno. Bahkan pada tahun 2018 negara Indonesia membangun tambah Patung Soekarno yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada tanggal 1 Juni 2018.

Baca Juga :  Seribu TIILANGGA Bangkitkan Kesadaran Cinta Warisan BUDAYA Leluhur NTT

Adalah layak, kata Kumolo, pemerintah Indonesia membangun Patung Bung Karno di Ende Flores NTT. Karena di Kota Ende menjadi tempat permenungan sejarah penggalian butir-butir mutiara Pancasila oleh Bung Karno. Mendagri Kumolo juga mengingatkan, Patung Soekarno ini dibangun agar generasi muda bisa tahu bahwa Bung Karno pada zaman dulu berangkat dari Batavia (sekarang Jakarta) ke sejumlah tempat di Indonesia.

Baca Juga :  PENCETUS Ende Kota PANCASILA Telah BERPULANG

Sejarah mencatat, penggalian Lima butir Pancasila oleh Bung Karno itu ketika ia menjalani pengasingan (dipenjarakan) selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) oleh pemerintah Hindia Belanda. Pilihan tempat pengasingan ke Ende Flores setelah Soekarno keluar penjara Sukamiskin di Batavia (sekarang Jakarta) karena Ende Flores kala itu dipandang Belanda sebagai tempat yang terisolir. Lebih dari itu adalah untuk memutus hubungan Soekarno dengan para loyalisnya.