Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini
Polkam  

Bank NTT TIDAK SEHAT Butuh ‘Dokter Bedah’

CitraNews

“Iya, Bank NTT sedang tidak sehat. Makanya butuh ‘dokter bedah’ untuk membedah dan menyehatkan kembali kondisinya. Sehingga bisa tercapai target laba tahun 2019 sebesar Rp 500 miliar. Lebih dari itu Bapak Gubernur Viktor menargetkan tahun 2020 Bank NTT menjadi bank devisa dan tahun 2021 Bank NTT sudah go public. Target-target ini hanya bisa dilakukan oleh Direksi dan Komisaris yang capable, kreatif dan inovarif,”tegas Bupati Roby.

Dijelaskan, RUPS Bank NTT kali ini untuk menyembuhkan manajemen Bank NTT yang sedang sakit. Artinya dengan penegasan Gubernur NTT selaku pemegang kendali saham Bank NTT untuk segera mengganti semua jabatan direksi dan komisaris pertanda kalau manajemen pengelolaan perbankan milik rakyat NTT ini lagi tidak bagus.

“RUPS Bank NTT kali ini hanya untuk menyembuhkan saja. Kan ada agenda lain-lain yang masih perlu pembenahan internal. Kalau manajemen Bank NTT hanya tetap begini saja, iya agenda lain-lainnya sulit diwujudkan. Sehingga kita butuh dokter atau konsultan yang hebat agar dapat men-design-nya lebih baik lagi dari kondisi sebelumnya,”ucap Roby.

Baca Juga :  ANEH, Pemprov NTT TIDAK Beri MODAL Tapi Tuntut PAD dari PT Flobamor
Baca Juga :  HITACHI Gandeng BANK NTT, Hadirkan Di@ Bisa ke Seluruh INDONESIA

Menjawab wartawan soal hal urgen apa yang dialami Bank NTT sehingga dalam setahun bisa dilakukan RUPS berulangkali, Bupati Roby mengatakan RUPS adalah agenda biasa yang kapan saja dilakukan sesuai permintaan Gubernur NTT selaku pengendali saham. Dalam RUPS yang dibicarakan seputar kinerja direksi dan komisaris dalam me-manage Bank NTT kearah yang lebih baik. Juga strategi dan intrik-intrik apa yang perlu dilakukan agar bisa eksis sediakala.

Yang diharapkan para pemegang saham adalah tidak sekadar eksis, lanjut dia. Akan tetapi Bank NTT sebagai bank rakyat yang mampu memulihkan kondisi ekonomi kerakyatan. Semestinya Bank NTT harus lebih maju dari bank-bank lain. Karena sahamnya jelas dari uang rakyat yang duikumpulkan melalui PAD. Dan semua kepala daerah yang ada di Provinsi NTT adalah pemegang saham. Ditambahkan lagi dengan saham mayoritas yang berasal dari pihak ketiga lainnya. Tapi faktanya menjadi terbalik. Laba atau keuntungan Bank NTT yang sesungguhnya dapat memberikan kesejahteraan rakyat NTT namun rakyat kembali mengeluhkan soal pemberian kredit dengan bunga tinggi.