Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini
Sosbud  

Songsong UAN Siswa SLTA di Sumba RESAH

CitraNews

Tapi kondisi itu cair seketika tatkala Ketua Komisi V, WINSTON Neil Rondo, S.Pt menjamu dua tokoh masyarakat Sumba Timur itu di ruang komisi. Setelah menyampaikan segala keluh kesah, keduanya diajak Winston untuk bersama-sama menemui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Yohanna Lisapaly, SH di kantornya Gedung I.H Doko di bilangan Jl. Soeharto Kupang.

“Sekolah Nomaden”, Koq Bisa?

Kristian mengisahkan, SMAN 1 Matawai Lapawu sudah berusia tiga tahun. Tapi sepanjang usianya itu pula tidak memiliki gedung dan ruang keas sebagai tempat siswa belajar. Untuk belajar para siswa SLTA yang ada setiap harinya harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Baca Juga :  Masalah TKI Butuh AKSI Nyata Bukan Sekadar EMPATI

“Setiap harinya kami harus melakukan KBM berpindah-pindah dari satu gedung ke gedung yang laing. Terkadang di gedung SD, terkadang juga di gedung SMP, atau kantor desa dan bahkan gedung gereja. Kalau begini terus bagaimana harapan mutu pendidikan bisa ditingkatkan. Karena anak sekolah butuh kenyamanan dan suasana batin yang tenang sehingga bisa menerima dan memahami bahan ajar yang disajikan guru,”ucap Kristian.

Kristian menjelaskan keadaan sekolah yang dipimpinnya itu saat ini memiliki 6 (enam) Rombongan Belajar (Rombel) dengan jumlah siswa sebanyak 175 orang.  Sementara tenaga pendidik  hanya 1 (satu) guru PNS/ASN dan 10 (sepuluh) guru lainnya adalah guru honor komite sekolah.

Baca Juga :  LIGA Bola Memupuk Spirit KEBERSAMAAN Diantara Perbedaan

“Untuk membangun gedung sekiolah masyarakat sudah merelakan tanah miliknya untuk dibangun fasilitas umum. Sekitar 2 hektar masyarakat kasih kami tanah untuk bangun sekolah. Kemudian iin operasionalnya juga sudah ditandatangani Bupati Sumba timur sejak tahun 2016. Tapi yang jadi persoalan kenapa sampai hari ini koq belum dibangun gedung?,” Kristian heran.

Dari permasalahan kebutuhan ini, tambah Kritian, warga masyarakat berharap eksekutif dan anggota dewan provinsi member respon positif. Kami tidak lagi ingin dibohongi mengingat anak-anak kami sedang resah karena mereka mau ujian akhir, pinta Kristian.

Baca Juga :  IHT, Bekal Menuju Peningkatan Kompetensi Pelayanan

Senada dengan Kristian, Camat Dominggus mengatakan, SMAN 1 Matawai Lapawu berdiri sejak tahun 2016. Atau 15 tahun setelah Kecamatan Matawai La Pawu jadi kecamatan defenitif. Sehingga sampai tahun 2018 ini berarti juga SMAN 1 Matawai La Pawu sudah tiga tahun eksis.

Itu berarti juga sekolah ini sudah berusia tiga tahun.