Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

AN dan ASA Disinyair ‘Baku Akal’ Data KREDIT Macet Koperasi

CitraNews

Anatji Bere Tae : ”…Iya benar pak Hunce Lapa salah satu guru yang pinjam (kredit) uang  koperasi. Dan hampir semua guru di sekolah ini yang kredit macet. Tapi datanya saya tidak tahu, tanya saja di pak Asa …”

Citra News.Com, KUPANG – DI ERA Gubernur Frans Lebu Raya, lembaga koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertumbuh dimana-mana. Apalagi diperkuat dengan bantuan dana APBD Provinsi untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan pada program Desa ‘ANGGUR MERAH sebesar Rp 250 juta per desa. Harapannya agar kelompok usaha ekonomi produktif sekaligus juga menjadi anggota koperasi.

Selain APBD Provinsi untuk penguatan kapasitas program ANGGUR MERAH (Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera) oleh Bappeda Provinsi NTT, juga ada item anggaran yang dialokasikan untuk mendirikan lembaga koperasi (berbadan hukum) sekitar Rp 25 juta per lembaga koperasi. Dana tersebut dilokosikan melaluii Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTT. Namun seiring berjalannya waktu banyak koperasi yang sudah terbangun mati suri alias hidup enggan mati tak mau.

Koperasi di SMK Negeri 5 Kupang adalah salah satu contoh fakta koperasi mati suri dimaksud. Pasalnya di penghujung perjalanan koperasi ini harus bubar dengan tanpa pertanggungjawaban yang jelas dari pengurus koperasi. Sehingga setiap anggota tidak mengetahui secara persis hak dan kewajibannya. Akibatnya saling tuduh-menuduh antara anggota dengan pengurus koperasi menjadi sulit terelakkan.

Baca Juga :  SENSASI Baru Ala Anggota Dewan Partai DEMOKRAT TTS

Anatji Bere Tae, SE, Bendahara Koperasi SMKN 5 Kupang, membantah dirinya diduga oleh anggota koperasi bahwa telah bersekongkol dengan Ketua Koperasi, Asa M.Lahtang, S.Pd, M.Pd, untuk menghabiskan uang koperasi.

“…Tidak benar saya dan pak Ketua kami bersekongkol untuk menghabiskan ini uang koperasi. Waktu saya jadi bendahara dana (uang) yang terkumpul sekitar Rp 77 juta sekian. Itu terdiri dari simpanan pokok/wajib dan iuran bulanan…,”ungkap Anatji Bere Tae, SE tanpa memegang data saat ditemui citra-news.com, di halaman SMKN 5 Kupang, Sabtu 25 Mei 2019.

Baca Juga :  Penataan DESTINASI Harus SELARAS Alam dan STANDAR Global

Padahal terkait data anggota koperasi, wanita yang akrab disapa AN itu pada Selasa 21 Mei 2019 sepakat untuk membeberkan datanya. Saya ada data anggota yang dipinjam ini uang koperasi dan sampai sekarang banyak yang belum melunasinya. Datanya saya kasih nanti,ucapnya enteng hari itu.

“Tunggu siapa ko. Ada apa lai (lagi) ko itu data koperasi saya sudah klarifikasi di media (maksudnya mediapurnapolri.id). Nanti saya WA. Tak usah perpanjang itu masalah lai. Beta su sonde (saya sudah tidak) kepala sekolah begini su sonde ada beban lai. Ibu AN pegang itu data koperasi. Bukan juga kita baku akal (saling menipu/melempar tanggug jawab) nanti ibu AN jelaskan saja. Karena dia yang tahu persis berapa anggota pinjaman dan belum lunasi,kata ASA Lahtang beberapa saat sebelum citra-news.com bertemu AN.

Baca Juga :  RUBA DEO Potret Inovasi Tiada Henti Kain Tenun Ikat NTT

Sudah hampir 3 (tiga) jam lamanya akhirnya sang bendahara itu datang jua. “Mau perlu sayakah? Ooo tidak bisa, soalnya pak Ketua sudah klarifikasi di media,”ucap AN lantang. Meski sempat bersitegang tapi akhirnya AN menjelaskan seadanya.

Jadi begini, AN memulai menjelaskan, koperasi kami ini sifatnya sukarela. Terus tidak semua PNS guru di sekolah ini masuk jadi anggota koperasi. Jadi tidak diwajibkan, berapapun ada mereka setor kami terima. Dan hampir semua guru yang menjadi anggota koperasi mereka pinjam dan sampai sekarang belum melunasinya.

Anatji Bere Tae, SE, saat diwawancarai awak citra-news.com di halaman SMKN 5 Kupang, Sabtu 25 Mei 2019. Doc foto : CNC/marthen radja