Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Dawai HUT NTT ke-61 MENGGETAR Kalbu (Bagian-2)

CitraNews

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, HUT NTT ke-61 tanggal 20 Desember 2019 untuk pertama kalinya perayaan tingkat provinsi di pusatkan diluar Kota Kupang, yakni di Waingapu ibukota Kabupaten Sumba Timur mendapat kepercayaan dan kehormatan menjadi Tuan Rumah untuk kesempatan yang pertama ini.

SUMBA Most Beautiful Island In The World

NTT secara geopolitik dan geoekonomi memiliki keunggulan komparatif yang sama dan merata. Di Pulau Flores dan kepulauan sekitarnya terkenal dengan kindahan alam dan budaya nan exotic, teristimewa hewan Komodo (varanus commodoenses) di Kabupaten Manggarai Barat. Berikut, Danau Tiga Warna (three colours) Kelimutu di Kabupaten Ende. Dua obyek pariwisata telah mampu menggetarkan dunia  hingga wisatawan asing (Wisman) dan wisatawan domestic (Wisdom) harus berjubelan datang kesana untuk melihat langsung keajaiban itu.

Demikian juga titik-titik destinasi lainnya yang bertebaran di persada Flores nusa bunga. Juga di Pulau Lembata dengan sarang Ikan Paus. Berikut,  Alor –Nusa kenari yang menggema dengan sebutan, Negeri di Timur Matahari. Di Pulau Sabu yang mulai dikenal dengan Kalabha Ma’ja dan konon diyakini warga setempat adalah bekas telapak kaki Gajah Mada. Pulau Rote terkenal dengan Sasando –musik tradisonal dan Ti’ilangga juga memantik sejuta mata datang memandang. Pulau Timor (Timor Barat Indonesia) yang kini sedang bangkit membenah obyek-obyek wisatanya.

Baca Juga :  Capaian KINERJA Menggunung Bank NTT Jadi PENYANGGA EKONOMI Daerah

Kesemua daerah ini, tegas Wagub Josef, diperlakukan secara adil dengan memberikan kesempatan untuk menjadi pusat kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Penyelenggaraan HUT NTT ke-61 ke Kabupaten Sumba Timur merupakan wujud komitmen pemerintah Provinsi NTT untuk mengembangkan sekaligus mempromosikan pariwisata NTT. Khususnya di Pulau Sumba yang pada tahun 2018 dinobatkan sebagai Most Beautiful Island In The World.

NTT menjadi provinsi otonom bukanlah hadiah melainkan melalui perjuangan panjang dan melelahkan dari para pendahulu kita. Walau dengan keterbatasan para tokoh masyarakat NTT keras berjuang untuk mewujudkan Provinsi NTT yang otonom terpisah dari Provinsi Sunda Kecil. Awalnya NTT ini lahir dalam keraguan, apakah NTT bisa menjadi provinsi yang mandiri? Pada waktu itu Mendagri SANUSI Hardjadinata sempat bertanya, berapa sarjana yang dimiliki sehingga NTT mau menjadi provinsi? Para tokoh pendiri NTT dengan tegas dan optimis menjawab bahwa pembentukan Provinsi NTT agar dapat menciptakan sarjana yang lebih banyak lagi. Jawaban itu hari terbukti, tegas Wagub Josef.

Baca Juga :  Doktor James : KOLABORASI Bumdes Dengan Bumda Perlu Persiapkan SDM Handal

Panah ALOR ‘Menembus Jantung’ Hingga Luluh

Perjuangan lainnya adalah melalui diplomasi olahraga dengan mengirimkan atlit putra asli NTT  mengikuti PON ke-4 di Makasar tahun 1957. Duta-duta olahraga diantaranya sekelompok pemanah dari Alor, sepak bola dari kesebelasan NTT juga kebanjiran gol saat itu. Dan olahraga sepeda yang nyasar di kota Makasar.

Baca Juga :  Mau Jadi JUARA di Ajang STQ? Berikut Tips MENANG Versi GEORGE Hadjoh

Mereka-mereka adalah pelaku-pelaku sejarah yang berjuang menggetarkan kalbu para pemimpin di ibokta negara Jakarta untuk mendapatkan pengakuan secara nasional. Alhasil, pada tahun 1958 wilayah Flobamora (Flores termasuk Lembata, Sumba, Timor juga di dalamnya Rote dan Sabu,  dan Alor) resmi berdiri sendiri (otonomi) sebagai provinsi otonom dengan sebutan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dari perjuangan pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, kata Wagub Josef, kita dapat memetik pelajaran berharga bahwa untuk membangun NTT harus didasari oleh keberanian dan optimisme yang tinggi. membangun NTT tidak bisa hanya bekerja sendiri dan biasa-biasa saja. Melainkan harus bekerja luar biasa melakujkan manuver dan lompatan-lompatan kemajuan yang berarti.