Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Sugeng : Dari NTT Untuk NDONESIA Bahkan DUNIA

CitraNews

Pada kesempatan yang sama Eddie Widiono menambahkan, PJCI menyambut baik keinginan  Gubernur NTT untuk menjadikan Provinsi NTT sebagai pusat pembangkit tenaga surya (sumber energi baru terbarukan). Dan Pulau Sumba khususnya sebagai produsen energi surya.

Menurut Eddie, untuk Pulau Sumba dan Timor atau wilayah Provinsi NTT pada umumnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mampu beroperasi sepanjang  5 hingga 6 jam sehari. “Kalau kita bandingkan dengan PLTS di DKI Jakarta yang optimal beroperasi hanya  3-4 jam saja. Sehingga kami secara internal  (PJCI, red) telah mendeklarasikan ini dengan nama, Sumba Untuk Indonesia. Dimana dampak yang diberikan, baik dampak secara ketenagalistrikan, ekonomi, maupun pengembangan industri terkait akan sangat besar apabila inisiatif ini dijalankan dengan baik,”ucap Pendiri dan Ketua PJCI ini.

Lebih lanjut dikatakan Eddie, secara teknis untuk Jawa dan Bali sebagai pusat beban di Indonesia, dilakukukan pembangunan kabel bawah laut yang menghubungkan Pulau Sumba hingga Pulau Jawa dan Bali.  Bahwa Pulau Jawa yang merupakan trend yang terbarukan berada jauh dari lokasi pusat beban yakni Pulau Sumba Provinsi NTT.

Baca Juga :  RANGKUL Masyarakat Ikut TERLIBAT Dalam Pengelolaan KAWASAN Konservasi
Baca Juga :  Gegara INI Presiden RAMOS Ucap TERIMA Kasih Kepada Gubernur VIKTOR

Sejalan dengan negara Uni Erope, demikin Eddie, telah memiliki inisiatif yang sama seperti PJCI. Inisiatif di Uni Eropa sejak lama dengan sebutan European Super Grid dimana terjadi keterhubungan antara potensi energi terbarukan dengan pusat beban. Demikian Cina dengan State Grid juga melakukan hal yang serupa dimana potensi tenaga surya berada di daerah gurun yang dihubungkan menggunakan jaringan interkoneksi hight voltage direct current (HVDC) menuju kota-kota besar sebagai pusat beban.

Sugeng menambahkan, untuk Pulau Sumba yang menjadi pusat potensi energi terbarukan diinterkoneksikan ke Pulau Jawa dan Bali menggunakan kabel bawah laut. Setelah mencapai daratan nanti dikoneksikan melalui udara (jaringan listrik). Demikian juga untuk kebutuhan ekonomi secara regional di Provinsi NTT, sistem distribusi energi baru terbarukan sama.

Baca Juga :  Wouw, Dua Tahun Berturut PEMKOT Kupang Raih WTP

Dikatakannya, Labuan Bajo di Flores jika sudah terbangun secepatnya 20.000 MW maka untuk kebutuhan ekonomi masyarakat yang bebas polutif hanya menggunakan energi matahari (energi surya). Untuk kebutuhan transportasi wisatawan di Labuan Bajo saatnya kini menggunakan energi baru terbarukan.