Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Taktik Busuk Setya Novanto Mengaburkan Kepemilikan Bisnisnya

Pengakuan politisi Golkar ini bukan hal baru. Pada sidang sebelumnya, ia pernah menyatakan hal serupa, yang intinya: Ia tak terlibat langsung pada perusahaan konsorsium tender e-KTP, PT Murakabi dan PT Mondialindo.

Meski membantah tudingan perusahaan itu adalah miliknya, tetapi fakta yang diungkap Novanto menunjukkan pola sang mantan ketua umum Partai Golkar itu mengelola bisnisnya. Satu catatan penting: ia nyaris tak pernah terlibat langsung sebagai pemilik saham dalam beberapa perusahaan yang dimilikinya.

Pola ini terlihat pada beberapa bisnis Novanto di Nusa Tenggara Timur (NTT), tempatnya mendulang suara sebagai tiket anggota DPR tanpa putus sejak 1999 hingga 2019.

Baca Juga :  Iriana Joko Widodo Melawat ke Maumere

Misalnya, bisnis tambang mangan di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada. Nama Novanto disebut-sebut sebagai pemilik PT Laki Tangguh Indonesia yang mengelola tambang. Namun, secara yuridis, nama dia sama sekali tidak tercatat sebagai pemilik.

Baca Juga :  DANDIM Belu dan YONIF 744 ‘Gowes Sepeda’ Panen ANGGUR

Nama-nama pemegang saham di perusahaan ini diisi oleh orang-orang dekat dan anak Novanto. Pemegang saham terbesar adalah putra sulungnya, Rheza Herwindo, senilai Rp3,6 miliar, dan putrinya, Dwina Michaella, senilai Rp1 miliar. Ada pula nama RD Buyung Rustam Effendi dan Mohammad Ansor—keduanya adalah orang dekat Novanto. Ansor adalah direktur Novanto Center di Kupang, yang memegang saham di PT Laki Tangguh senilai Rp892 juta; sementara Buyung memiliki saham senilai Rp2,6 miliar.

Baca Juga :  Pengembangan HUTAN ENERGI Harus Bisa Menjamin Pertumbuhan EKONOMI Masyarakat

Bisnis tambang Novanto ini menjadi sorotan publik dan dikaitkan kasus suap yang menjerat Bupati Ngada, Marianus Sae.