Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Merenda KEGAGALAN di Bisnis Koperasi GEMARIKAN

CitraNews

Menurut Grace, RUN Kupang adalah satu-satunya di Provinsi NTT yang menjadi tempat pelatihan dan pemasaran produk UKM atau produk home industry olahan hasil laut. Meski demikian sambil menunggu bahan produksi maka usaha hilir lainnya juga bisa bergerak. Agar supaya bisa menutupi biaya operasional pelatihan maka pihaknya menempatkan satu unit mesin printing.

“Ini mesin printing hasil bantuan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Adanya mesin printing ini bisa mencetak kemasan produk. Kepala dinas tahu koq adanya mesin printing disini. Akan tetapi ibu Sulastri sebagai salah satu kepala bidang di DKP Provinsi NTT melarangnya. Padahal dia sendiri juga punya produk UKM biasa dipajang di RUN ini,”ungkap Grace.

Gemarikan Jadi Program Aksi DKP NTT

Baca Juga :  Golkar Klaim Menang 58,82 Persen di Pilkada Serentak 2018

Untuk diketahui, UKM yang bernaung di wadah RUN ini. Diantaranya UKM Mama Bo’I, Aisyiah, Al Ijtihad, Setia Kawan, Sehati, dan beberapa produk usaha perorangan lainnya. Kesemua UKM ini terbentuk untuk mempropaganda ‘Gerakan Makan Ikan’ sekaligus promosi salah satu tekad program pembangunan pemerintah provinsi NTT yakni pembangunan kelautan dan perikanan.

Grace lebih jauh membeberkan, RUN ini dirintis sejak 5 tahun lalu. Atau tepatnya di era kepemimpinan FRENLY – Frans Lebu Raya dan Alexander Beny Litelnony – Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2014-2018. Kala itu Program pembangunan kelautan dan perikanan adalah salah satu dari 6 tekad program. Dalam mana Gemarikan menjadi program aksi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT (DKP NTT).

Baca Juga :  Menuju HIGHTEC Siswa SMKN 5 Kupang Didampingi PROFESOR Handal

“Sebelum UKM Mama Bo’I terbentuk, saya melakukan bisnis olahan hasil laut di rumah saja. Sambil mencari peluang bantuan dari pihak ketiga, DKP NTT selalu melibatkan kami untuk mempromosi program aksinya. Saya juga terlibat aktif memberikan pelatihan dan pendampingan bagi anggota masyarakat yang berminat membuka usaha home industry. Baru sekitar tahun 2017 saya dipercaya oleh dinas (DKP NTT) untuk mengelola RUN ini,”beber Calon anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Baca Juga :  PELEPASLIARAN 300 Ekor Anak PENYU ke Laut SAWU

Sayangnya bisnis UKM ini mulai lesuh setelah masing-masing UKM juga sudah punya jaringan bisnis diluar sana. Oknum pejabat di dinas selain sudah tidak lagi memasukan produk usahanya di RUN, UKM kami juga mulai ditekan dengan berbagai argumentasi. Diantaranya, UKM Mama Bo’I tidak perlu ada usaha sampingan (mesin printing). Jika masih ingin kelola RUN maka harus teken kontrak dengan target memasukan PAD dalam jumlah tertentu.