Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

BPS NTT Menakar Laju Ekonomi di Hari Raya

CitraNews

Untuk Kota Kupang, Maritje yang didampingi Kabid Statistik Produksi, Sofia dan Kabid Statistik Distribusi, Demance M. Sabuna, mengatakan Kota Kupang mengalami Inflasi sebesar 0,58%. Sedangkan Maumere (Ibukota Kabupaten Sikka) mengalami Deflasi sebesar 0,04%.

Inflasi NTT terjadi karena adanya Kenaikan Indeks Harga pada 5 (lima) kelompok pengeluaran. Dimana kelompok bahan makanan mengalami kenaikan 1,50% dan transport sebesar 0,75%. Sedangkan kelompok perumahan dan sandang mengalami penurunan indeks harga (Deflasi) sebesar 0,03% dan 0.04%.

Terkait jumlah yang menginap untuk wisatawan mancanegara (Wisman) dan wiisatawan domestik (Wisdom), sebut Maritje, ada 2.342 wisatawan mancanegara dan 27.776 wisatawan domestic. Sedangkan terkait ekspor Maritje menilai sangat bagus untuk dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan daerah NTT.

Baca Juga :  Dua EMBUNG Mubasir Dinas Kehutanan ‘Cuci Tangan’

Ketergantungan Barang Impor Masih Tinggi

Terkait barang impor, Maritje mengakui kita masih tinggi ketergantungan terhadap impor. Baik melalui negara Malaysia maupn Timor Leste. Guna meminimalisir terjadinya inflasi diharapkan ketersediaan bahan pangan harus tercukupkan di masyarakat. Dengan begitu bisa menekan laju inflasi yang terus beranjak naik dari waktu ke waktu.

Baca Juga :  Winston : “JANGAN Ragu Menyekolahkan ANAK di Sekolah SWASTA”

Adalah fakta pantauan citra-news.com di Pasar Inpres (Paris) Naikoten Kota Kupang, Timor NTT, harga bawang saja naik begitu drastis. Harga bawang merah pada triwulan pertama tahun 2019 Rp 5.000 per kaleng susu (takaran 370 gram), sejak minggu kedua April 2019 sudah seharga Rp 15.000. Atau bawang putih Bombay yang sebelumnya 3 siung seharga Rp 5.000, sekarang naik harga menjadi Rp 10-12.500 (tergantung besar kecilnya umbi bawang). Demikian juga harga buah dan sayur-sayuran.

Baca Juga :  Dibanding MADURA Garam NTT Lebih BERKUALITAS

“Adu itu dong su  (mereka sudah) mau lebaran begini semua harga barang naik. Ama (panggilan akrab untuk laki-laki ‘orang Sabu’) mau cari ini keliling pasar ju sonde bisa dapa lai (juga tidak bisa dapat lagi). Sekarang bawang su (sudah) mahal, apalai (apalagi) bawang putih. Ini baru harga bawang dan sayur mayur, harga barang semua su pada naik ama,”ucap seorang papalele yang mengaku bernama Minggus, Kamis, 02 Mei 2019.