Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

IJAZAH Bukan Ukuran Tapi SLB Butuh KOMPETENSI

CitraNews

“Saya juga tidak berambisi untuk menjadi kepala sekolah. Tapi sebagai guru saya mengabdi sepenuhnya untuk mendidik dan mengajar anak-anak generasi bangsa. Kalau hari ini saya dilantik menjadi kepala sekolah di SLB Negeri Pantar, itu penilaian atasan saya yaitu kepala dinas. Karena saya sadar kalau saya hanya berijazah SPG tapi saya mampu mengajar dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus,”ungkap Hendrina.

Kepada citra-news.com usai acara pelantikan di Aula Fernandes Gedung Sasando pada hari itu Hendrina membeberkan, dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya ilmu pengetahuan. Akan tetapi sebagai guru SLB bagaimana kita melayani dengan hati. Apalagi SLB Negeri Pantar ini ada di kampung halaman saya sendiri maka saya merasa terpanggil untuk kembaliuntuk melayani. Karena sebelumnya saya melayani sekolah regular di luar Pantar. Lebih dari itu saya merasa kalau anak-anak SLB terlalu membutuhkan pelayanan lebih karena mereka berkebutuhan khusus.

“Keterpanggilan saya ini sejak saya dilantik oleh Kepala Dinas, bapak Alberth Ouwpoly pada tanggal 02 September 2016. Maka saya bersedia berada di Pantar untuk mengajar dan mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus. Atau tepatnya saya mulai aktif di SLBN Pantar  pada tanggal 13 September 2016,”jelas dia.

Baca Juga :  Kader PMKRI Diminta Lebih Militansi dan Inovatif

Menjawab upaya Ferdinan M. Magang menghadap Kepala Dinas P dan K Prov NTT dan beberapa petinggi di dinas itu, pada Senin, 6 Mei 2019 untuk menganulirnya. Hendrina menegaskan, hari ini (Selasa, 07 Mei 2019) saya dilantik bukan tanpa proses. Saya (Hendrina Illu) seleksi administrasi dan testing kepala sekolah. Saya ikut test bersama calon kepala sekolah lainnya pada bulan Februari 2019. Dan saya ikuti proses seleksi ini sampai selesai.

Baca Juga :  ADA Ketimpangan, LPSE Sepatutnya ke Dinas KOMINFO

“Tidak ada kongkalingkong dengan pihak manapun seperti yang diduga pak Ferdy itu. Sebagai PNS saya menjalankan apa yang diperintahkan bahwa saya memasukan berkas untuk diseleksi. Dan kemudian mengikuti testing kepala sekolah. Sebagai PNS dan setelah dilantik jadi kepala sekolah saya bertanggungjawab atas panggilan ini,”tegas Hendrina.

Memanusiakan Manusia Abnormal

Menurut Hendrina jabatan adalah sebuah amanah atau panggilan. Oleh karena amanah ini maka saya (Hendrina Illu) harus bertanggungjawab sepenuihnya atas panggilan ini untuk melayani dengan hati bagi anak-anak berkebutuhan khusus (abnormal). Untuk bagaimana memanusiakan manusia yang abnormal ini.

Baca Juga :  Jenazah Maria Bhade Jadi Tanggung Jawab BP3TKI

Perlu diketahui, lanjut Hendrina, di Pantar khususnya belum ada SLB.  Dan terlalu banyak anak-anak yang berkebutuhan khusus. Anak-anak ini kemudian saya kumpulkan satu persatu dari kampung ke kampung. Saya cari anak-anak ini sampai ke gunung-gunung, saya lakukan sosialisasi ke orangtua mereka lalu mengijinkannya bisa masuk SLB. Karena apa karena anak-anak ini walaupun terbatas secara fisik namun mereka sangat membutuhkan pendidikan.